BIMBINGAN PENULISAN
SKRIPSI
PENDAHULUAN
Penulisan skripsi sebagai karya ilmiah di perguruan
tinggi sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Menulis
skripsi, memungkinkan mahasiswa untuk mengungkapkan buah pikirannya secara
sistematis sesuai dengan norma – norma keilmuan yang diembannya. Dengan mengacu
kepada hasil kajian pustaka yang bersumber dari publikasi ilmiah dalam bentuk
buku teks, jurnal dan publikasi
internet, mahasisiwa melakukan observasi (pengamatan) lapangan, mengadakan
penelitian, merumuskan pokok masalah dan berbagai kajian. Dalam kaitannya,
skripsi sebagai wahana komunikasi akademiknya untuk diuji secara terbuka,
objektif dan mendapatkan kritik dan koreksi perbaikan. Dalam lingkungan
masyarakat akademik dapat memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh
paradigma keilmuan pada bidang dan disiplin ilmu yang relevan. Tentunya karya
tulis bimbingan penulisan skripsi ini mengacu pada bidang ilmu Teologi dan
Pendidikan Agama Kristen khususnya dan bidang ilmu social lainya.
PENGERTIAN SKRIPSI
Skripsi
adalah suatu karya tulis ilmiah resmi yang berisi hasil penelitian, baik penelitian
lapangan maupun penelitian pustaka yang dilakukan oleh seorang mahasiswa
sebagai salah satu *syarat akademik untuk memperoleh gelar keserjanaan. Bobot skripsi untuk
program pendidikan strata satu adalah : 6 SKS
PRASYARAT PENULISAN DAN PENYUSUNAN
SKRIPSI
Ø Mahasiswa
telah menyelesaikan minimal 140 SKS pada saat hendak menyusun skripsi dan sudah
mencapai 146 SKS pada saat mahasiswa akan mengikuti ujian skripsi.
Ø Index
Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50.
Ø Apabila
ada pilihan mayor/minor maka seluruh mata kuliah mayor harus memperoleh nilai
minimal B.
Ø Penyusunan
skripsi teratur mencakup semua unsur yang diperlukan sesuai ketentuan-ketentuan
dalam pedoman penulisan.
Ø Bentuk
dan pengetikan yang sesuai dengan tata penulisan yang lazim menurut ketentuan
dalam pedoman penulisan.
Ø Pemakaian
bahasa, kalimat, kata, ejaan dan tanda baca yang benar sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Ø Penalaran,
pembuktian dan penyimpulan serta alur pemikiran seluruh muatan skripsi harus
sistematis, logis, metodologis dan koheren.
TUJUAN PENULISAN SKRIPSI
Ø Sebagai
kegiatan penelitian, penyusunan skripsi ditujukan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk mempraktekkan pengetahuannya sesuai dengan bidangnya.
Ø Penyusunan
skripsi dimaksudkan sebagai sarana pembuktian tertinggi kemampuan mahasiswa
berpikir secara iilmiah, dengan daya ciptanya sebagai calon cendekiawan dan
kecerdasannya sebagai calon sarjana yang layak untuk lulus sebagai sarjana.
Ø Menghasilkan
karya ilmiah yang memuat buah pikiran mahasiswa yang cukup bernilai untuk
disampaikan dan diketahui oleh pihak lain.
Ø Dengan
penelitian dan penulisan karya ilmiah maka akan membentuk kemampuan mahasiswa
untuk berteologi secara alkitabiah dan kontektual. Oleh karena itu skripsi
harus dipandang sebagai media, proses dan hasil karya yang kelak menumbuhkan
dalam diri penulisnya kemampuan berteologi (doing theology). Jika hal ini
ditekankan tentu lahirlah karya ilmiah yang kritis dan asli, tidak dibuat untuk
memenuhi persyaratan akademis semata (tradisi).
PEMILIHAN JUDUL SKRIPSI
Judul
skripsi dan pokok atau bidang penelitian yang hendak dilakukan oleh mahasiswa
yang hendak menulis skripsi dapat diperoleh dengan cara:
Ø Ditentukan
oleh mahasiswa sendiri;
Ø Ditentukan
oleh fakultas atau lembaga perguruan tinggi;
Ø Daftar
penelitian yang disiapkan oleh fakultas atau lembaga
perguruan tinggi dan mahasiswa memilih sendiri dari daftar
tersebut.
Dalam menentukan judul dan pokok atau bidang
penelitian, hendaknya memperhitungkan kemampuan intelektual yang bersangkutan,
dana, waktu, sumber-sumber, dukungan pembinaan.
RENCANA
KERJA PENULISAN SKRIPSI
Rencana kerja dibagi dalam empat bagian seperti:
A. Tahap perencanaan
berupa studi awal (pendahuluan), inventarisasi literatur, wawancara atau studi
lapangan (pilot study) guna memperjelas masalah yang diselidiiki lebih lanjut.
Seringkali mahasiswa menulis skripsi dengan judul ‘keren’ tetapi tidak mempunyai sumberdata yang memadai.
B. Tahapan penulisan
proposal skripsi berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah dan metoda.
Bila perlu hal ini diseminarkan di hadapan rekan-rekan di bawah asuhan para
dosen agar menjadi arena sumbang saran menuju langkah kreatif (kolokium). Proposal
dimatangkan menjadi Bab Pendahuluan, dan
bila sudah mantap barulah mahasiswa terus bekerja. Pematangan Bab Pendahuluan
ini memakan waktu yang cukup banyak dan membutuhkan nalar yang baik.
C. Tahap penelitian.
D. Tahap penulisan dari draft kasar hingga ke proof reading terakhir seperti:
Ø Pembuatan
kerangka skripsi secara terperinci sampai pada pembagian sub paragraf
Ø Penulisan
naskah skripsi yang pertama
Ø Pembacaan
kembali seluruh naskah dan penyempurnaan
Ø Penyusunan
daftar pustaka
Ø Pembacaan
ulang naskah secara teliti dan pembentulan salah ketik atau pembuatan ralat.
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi tersusun atas tiga bagian
utama yang terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian referensi.
A. Bagian Awal terdiri
dari:
1. Halaman
judul[1]
adalah halaman pertama skripsi di mana dicantumkan judul skripsi, nama
mahasiswa, nomer induk, pengajuan skripsi untuk jenjang kesejarnaan yang hendak
dicapai, nama lembaga perguruan tinggi, tempat dan waktu penyelesaian skripsi.[2]
2. Halaman
pengesahan adalah suatu peryataan yang bersifat mengsahkan suatu penulisan
skripsi telah diterima dengan baik, di mana pengesahan dari lembaga pendidikan,
dosen penguji, dosen pembimbing, dan pernyataan dari mahasiswa bahwa benar
skripsi tersebut adalah hasil karya tulisnya sendiri.[3]
3. Abstraksi,
bagian ini berisi gambaran secara ringkas keseluruhan isi skripsi seorang calon
sarjana. Diketik satu spasi, maksimal dua halaman dan jumlah kata maksimal 250
kata.[4]
4. Prakata
atau Kata Pengantar, bagian ini maksimal 2 halaman yang memuat isi hati penulis
yang bersifat ucapan terima kasih[5]
kepada segenap bantuan yang diterima dari semua pihak selama dalam proses
penulisan secara pribadi dan informal tanpa memasukkan materi skripsi.
5. Daftar
isi, daftar tabel (bila ada), daftar gambar (bila ada), dan daftar lampiran
(bila ada).[6]
B. Bagian
Inti terdiri dari:
1. Pendahuluan
(satu bab) berupa:
v Rumusan
masalah[8]
(beberapa pertanyaan seperti ‘Bagaimana’ dsb)
v Tujuan
penelitian[9]
(cukup satu alinea)
v Pentingnya
penelitian[10]
(cukup tiga alinea)
v Hipotesis[11]
(cukup satu alinea)
v Ruang
lingkup penelitian[12]
(cukup tiga atau empat alinea)
v Metoda
dan prosedur penelitian[13]
v Definisi
istilah[14]
v Sistematika
penulisan[15]
(urutan tiap bab tanpa sub bab)
2. Laporan
studi dan pembahasan (tidak lebih dari tiga bab).
Bahasan
utama ini merupakan bagian yang paling penting dan dapat terdiri dari beberapa
bab, tergantung luasnya pokok bahasan skripsi. Dua bagian utama dalam bahasan
ini adalah:
v Bab
uraian teori dan/atau telaah pustaka (biasanya Bab II) yang mengetengahkan
teori-teori ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Teori-teori itu mencakup pula hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti-peneliti lain dalam bidang yang sama, yang telah diakui keabsahannya.
v Bab
uraian empirik atau hasil penelitian (biasanya Bab III). Dalam bab ini
disajikan data yang diperoleh dari penelitian, serta analisis data tersebut. Pada
umumnya bagian ini dipisahkan dalam (bab gambaran umum objek penelitian dan bab
analisis data – cocok untuk studi kasus).
v Bab
penerapan dari skripsi (Bab IV), dapat berupa aplikasiatau implikasi, [16] bergantung pada motif pembahasan skripsi yang
harus menjadi kebutuhan orang banyak.
3. Kesimpulan
dan saran (satu bab – Bab V).
Kesimpulan
dalam skripsi tidaklah sama dengan intisari (suatu solusi dari penelitian).
Kesimpulan (pendapat) dalam skripsi haruslah memperhatikan interpretasi
mengenai implikasi hubungan dan akibat atau hasil dari segenap uraian yang
mendahuluinya. Untuk mengecek ketepatan dan kewajaran kesimpulan perlu
diperhatikan:
v Apakah
kesimpulan diperkuat oleh bukti-bukti yang terdapat dalam uraian?
v Apakah
kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak memihak terhadap data?
v Apakah
kesimpulan terbatas pada uraian yang ada ataukah penulis telah membuat
kesimpulan yang terlalu luas, melebihi batas-batas yang seharusnya?
v Apakah
seluruh kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap masalah dan tujuan
penelitian?
v Apakah
perumusan kesimpulan cukup jelas dan cermat sehingga setiap pembaca dapat
menangkapnya?
Saran harus memiliki keterkaitan dan
kesesuaian dengan masalah, uraian dan kesimpulan. Saran harus merupakan
manifestasi dari keinginan penulis untuk sesuatu yang dianggapnya belum terjadi
dan dilaksanakan dan dengan melaksanakan saran-saran itu, penulis mengaharapkan
bahwa sesuatu yang belum terjadi dapat terwujud. Oleh karena itu saran-saran
adalah hasil pengamatan dari si penulis yang melihat kelemahan-kelemahan yang
berhubungan dengan pokok bahasan.
*) Untuk studi teologi kontekstual khususnya
survey (angket, statistik), perlu dbuat daftar isi sebagai berikut:
1. Pendahuluan
yang berisi (Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
pentingnya penelitian, hipotesis, ruang lingkup penelitian dan definisi
istilah)
2. Tinjauan
literatur (kepustakaan) – perlu studi literatur tentang topik yang dipilih
untuk dipelajari dalam rangka membentuk teori dan menentukan model penelitian.
Perlu dilihat apakah sudah pernah diadakan penelitian tentang topik serupa? Bagaimana pendekatan dan
hasilnya?
3. Metoda
dan prosedur penelitian – penjelasan tentang populasi Dan sampel, perumusan instrumen
(angket), pengumpulan data dan penganalisaannya:
v Analisis
data – menyangkut kuantifikasi, statistik, diagram dan penafsirannya.
v Kesimpulan
dan saran – mencakup saran penelitian berikutnya.
C.
Bagian Referensi yang terdiri dari:
v Daftar
pustaka[17]
(minimal daftar buku 30 judul atau lebih)
v Lampiran-lampiran[18]
(jika ada)
v Indeks
istilah[19]
(jika ada)
v Surat
dari lokasi penelitian bahwa yang bersangkutan benar mengadakan penelitian
(khusus yang meneliti di lapangan)
v Curriculum
vitae[20]
TEKNIK
PENGETIKAN SKRIPSI
Material dan ukuran skripsi:
1. Skripsi
diketik pada kertas putih berukuran 21cm x 28 cm atau 81/2 x 11 inci
80 grm (ukuran kwarto atau kertas letter), yang masih sering dipakai di
Indonesia, sedangkan ukuran internasional memakai kertas ukuran A4 (21cm x
29,7cm) atau B4 (25,7cm x 36,4cm). Ukuran kertas manapun yang dipilih,
sebaiknya dipakai secara konsisten.
3. Naskah
skripsi diketik pada satu permukaan halaman dengan jarak antar baris 2(dua)
spasi
4. Batas
tepi ketikan adalah atas (top) dan bawah (bottom) masing-masing 2,5cm sedangkan
tepi kiri (left) 3 cm dan tepi kanan (right) 2cm.
5. Penulisan
nomor halaman pada sudut kanan atas dengan:
v Angka
Latin untuk halaman: Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar
(contoh: i, iv, vii, ix). Untuk halaman judul tidak perlu diberi nomer halaman.
v Angka
Arab mulai dari Bagian Inti (Bab I Pendahulan) sampai bagian Referensi (contoh:
1,2, 3 dst)
6. Pengaturan
jarak spasi:
v Pengetikan
1 spasi untuk kutipan panjang
v Pengetikan
2 spasi untuk seluruh naskah skripsi
v Pengetikan
3 spasi untuk mengetik:
*
Antara nomer bab dengan judul bab
*
Antara judul bab dengan baris pertama dari bab
itu
*
Antara judul anak bab dengan baris di atas dan
di bawahnya.
7. Pengetikan
menggunakan komputer.
CARA
MERUJUK KEPUSTAKAAN
A. Catatan
Kaki (Footnote)[22]
– lihat Lampiran...
v Penulisan
footnote harus mencantumkan sumber kutipan dengan jelas (nama pengarang,[23]judul
buku,[24] kota,
penerbit,[25]
tahun terbit, nomer halaman), contoh: Kartini Kartono, Pengantar
Metodologi Riset Sosial (Bandung: ANDI Offset, 1990), hlm. 6
v Informasi
sumber yang tidak lengkap atau hilang dapat dibuat seperti:
*
Tanpa pengarang, maka langsung saja ketik
judul karangan (contoh: Pribadi Maksimal (Yogyakarta:ANDI,2005),hlm.95
*
Tanpa kota terbit (contoh: Wijanarko, Hati
yang Indah (t.t.p.,Suara Pemulihan, 2008),hlm.33
v Catatan
kaki untuk kutipan dari kutipan, penulisannya tergantung sumber mana yang
diutamakan. Jika sumber asli yang diutamakan makan cara menulis seperti contoh:
Gary Collins, Konseling Kristen Yang Efektif
(Malang:SAAT, 2000), hlm. 98, dikutip oleh Jeff Ismail
v Menyingkat catatan kaki hanya dapat dilakukan bagi informasi kedua dan
seterusnya, sedangkan informasi pertama harus ditulis lengkap sesuai ketentuan
yang berlaku bagi pembuatan catatan kaki. Ada tiga cara menyingkat dengan
menggunakan istilah Latin sebagai berikut:
*
Ibid, dari kata “Ibidem” yang berarti di
tempat yang sama. Ibid digunakan apabila sumber kutipan pertama segera diikuti
dengan kutipan berikut yang sumbernya sama (tanpa diselingi sumber kutipan
lain), terdapat pada halaman yang sama, jika tidak pada halaman yang sama maka
harus diikuti nomor halaman
*
Op.cit. dari kata “Opera citato” yang berarti di dalam karya yang telah dikutip.
Op.cit. digunakan jika kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang
pernah dikutip, tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain. Pengetikan
harus didahului marga (surname) pengarang, baru diikuti Op.cit dan nomor
halaman
*
Loc.cit. dari kata “Loco citato” yang berarti di tempat/bagian yang telah dikutip
dibuat sama dengan op.cit. tanpa nomor halaman, oleh karena loc,cit. Berarti di
halaman yang sama dengan kutipan yang telah pernah dikutip
*
Art.cit. digunakan untuk kutipan dari majalah
atau jurnal.
B. Catatan
Perut (in note)
v Cara
merujuk kutipan langsung seperti:
*
Kutipan kurang dari 40 kata ditulis di antara
tanda kutip tunggal (‘......’) sebagai bagian terpadu dalam teks utama. Nama
pengarang ditulis secara terpadu dalam teks. Lihat contoh berikut:
Menurut Louis Berkhof
bahwa, ‘Predistinasi
mengandung arti pertimbangan Allah berkenaan dengan manusia yang jatuh dalam
dosa, termasuk pemilihan yang berdaulat dari sebagian orang dan penolakan atas
sebagian yang lain.’[26]
*
Kutipan 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda
kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, dimulai setelah ketukan kelima
dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Lihat contoh
berikut:
Louis Berkhof
mengatakan,
Teologi
Reformed percaya bahwa Tuhan dapat dikenal akan tetapi tidak mungkin manusia
dapat memperoleh pengenalan yang lengkap, menyeluruh dan sempurna tentang Dia.
Memiliki pengenalan sedemikian tentang Allah sama artinya dengan memahami Dia
sepenuhnya, dan hal ini sama sekali tidak mungkin: “Finitum non posit capere
infinitum” (yang fana tak mungkin memahami yang kekal).[27]
v Cara merujuk kutipan tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Lihat contoh
berikut:
Menjadi jelas bahwa kemungkinan mengenal Allah hanya dapat terjadi jika
Allah sendiri secara inisiatif aktif memperkenalkan diri-Nya dikenal dan hanya
melalui Yesus Kristus, Firman yang hidup itu, sehingga awal yang tepat untuk
mengenal Allah ialah memulai persekutuan dengan Dia melalui Yesus Kristus.[28]
v Cara merujuk kutipan yang telah dikutip di suatu sumber lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dirujuk dengan cara menyebut nama
penulis asli dan nama pengutip pertama serta tahun dikutipnya. Cara semacam ini
hanya dibolehkan jika sumber asli benar-benar tidak didapatkan,dan harus
dianggap sebagai keadaan darurat. Contoh:
Keblinger (dalam Ary, 1982 : 382) memberikan batasan penelitian ex post
facto sebagai:
Penyelidikan empiris yang
sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung
karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel
tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
CONTOH PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Daftar pustaka atau bibliografi adalah
suatu daftar yang terperinci dan sistematis mengenai buku, artikel dari majalah
atau surat kabar, jurnal, buletin, terbitan berkala, hasil penelitian dan
sebagainya yang telah ditelaah untuk menyusun skripsi yang bersangkutan. Untuk
bahan bacaan yang berupa artikel dalam majalah dan surat kabar, kamus dan
ensiklopedi, jika jumlahnya hanya sedikit, dapat didaftar menjadi satu dengan
daftar buku. Jika jumlahnya banyak maka buku-buku dibuat daftar sendiri, surat
kabar, artiket, majalah atau ensiklopedi juga dibuat daftar sendiri. Daftar
pustaka harus disusun secara alfabetis (berurut sesuai abjad) di mulai dengan
nama keluarga penulis. Penulisannya selaras dengan marjin kiri dan spasi
tunggal. Jika lebih dari satu baris, maka baris-baris berikutnya diketik lima
ketukan huruf yang berarti di mulai pada ketukan keenam, contohnya:
-------,
The New Bible Commentary,
London: The Intervarsity Fellowship, 1954
Wesley
Perschbacher, The New Analytical
Greek Lexicon, Massachusetts: Hendrickson Publishers Peabody, 1977
Arthur
Kai, Lord Only You Can change Me,
Batam: Gospel Press 2003
Berkhof
Louis, Teologi Sistematika Doktrin
Allah, Surabaya: LRII, 1993
Cunningham,
Loren & Rogers, Janice., Menang
dengan Cara Allah, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1996
Tomatala,
Yakub., Penatalayanan Yang Efektif
di Dunia Modern, Malang: Gandum Mas, 1987
KRITERIA
PENILAIAN SKRIPSI UNTUK UJIAN NEGARA
1. penilaian
suatu skripsi adalah suatu hasil dari tiga orang penguji dan satu orang pembaca
dari Panitia Ujian Negara Pusat. Dengan demikian ada 4 (empat) nilai untuk satu
skripsi yaitu 2 (dua) dari unsur Perguruan Tinggi Teologi dan 2 (dua) dari
unsur Panitia Ujian Negara Pusat.
v Nilai
akhir adalah jumlah nominal dari para penguji dan pembaca dibagi empat.
v Apabila
diperlukan nilai dari pembimbing, maka pembimbing dapat diikutsertakan dalam
menentukan nilai akhir.
v Suatu
penilaian harus ditetapkan dalam angka dan huruf menurut ketentuan sebagai
berikut:
*
0 – 40
= E
*
41 – 59
= D
*
60 – 74
= C
*
75 – 84
= B
*
85 – 100 =A
v Perbedaan
nilai para penguji tidak boleh lebih dari 20 (duapuluh) point.
v Apabila
terjadi perbedaan nilai antara satu penguji dengan penguji yang lain lebih dari
20 point, maka diadakan musyawarah untuk mufakat.
v Apabila
tidak terjadi mufakat, maka skripsi peserta harus diserahkan kepada seorang
ahli untuk dibaca, dan nilai akhir dari pembaca tersebut merupakan nilai akhir
untuk penetapan lulus tidaknya seorang peserta ujian negara.
v Yang
menetapkan pembaca akhir tersebut adalah Panitia Pusat ujian Negara.
2. Panitia
Ujian Negara menilai skripsi dari segi-segi:
v Sistematika
penulisan
v Isi
(content)
v Analisis
v Bahasa
v Aktualisasi/relevansi
v Kemampuan
mempertahankan skripsi
v Dan
lain-lain.
3. Pembimbing
penulisan skripsi menilai dari segi-segi:
v Sistematika
v Isi
(konsep, aktualisasi, analisa dan jalan pikiran)
v Bahasa
v Cara
menjelaskan
v Usaha
calon sarjana selama mendapat bimbingan
4. seorang
calon sarjana diharuskan mempertahankan pendapatnya di hadapan penguji yang
terdiri dari 3 (tiga) orang (satu orang Panitia Uujian Negara Pusat dan dua
orang dari Panitia Ujian Negara Daerah) selama maksimal 90 menit.
5. tim
penguji diketuai oleh Penguji Pusat dan dibantu oleh seorang sekretaris yang
berfungsi untuk mencatat semua pertanyaan dari penguji untuk menjadi dokumen
ujian negara yang akan diserahkan kepada panitia Ujian Negara.
6. Setelah
selesai seluruh kegiatan ujian negara skripsi untuk semua peserta, langsung
diadakan yudisium di hadapan Panitia Ujian Negara dan para peserta ujian negara
skripsi.
7. Pimpinan
yudisium adalah panitia pusat didampingi oleh koordinator daerah (Panitia Ujian
Negara Daerah).
8. Yudisium
harus dituangkan dalam bentuk berita acara. Yudisium berlaku untuk ujian negara
skripsi dan hasil ijian komprehensif karena Indeks Prestasi kumulatif (IPK)
akhir yang dicapai adalah bobot nilai ujian kompreehensif dan nilai skripsi
dibagi jumlah SKS.
Perhitungan IP Ujian Negara
disesuaikan dengan bobot SKS (Sistem Kredit Semester), contoh:
1. Pancasila 2 sks B = 3 = 6
2. Pendidikan
Nasional 2 sks C = 2 = 4
3. Psikologi
Pendidikan 2 sks B
= 3 = 6
4. Didaktik
Metodik 2 sks C = 2 = 4
5. Biblika 8 sks B = 3 = 24
6. Sejarah
Gereja 4 sks B = 3 = 12
7. P
A K 6
sks B = 3 = 18
8. Skripsi 6
sks B = 3 = 18
32 sks 92
Jadi IP Kumulatif adalah Jumlah
bobot nilai = 92 = 2.87
Jumlah sks 32
Lampiran
I : Contoh Halaman Depan
PEMBERITAAN INJIL
BAGI ANAK
(Studi Missiologi)
(5 spasi tunggal)
Skripsi ini
diajukan kepada
Sekolah Tinggi Teologi Injili
Arastamar
(S E T I A)
JAKARTA
(6 spasi tunggal)
(5 spasi
tunggal)
Untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan
guna mencapai gelar Sarjana Teologi
(5 spasi tunggal)
Oleh
DEWI
YULIANA
NIM : 1.99.1027
(3 spasi tunggal)
Juli 2004
*Jangan
tulis nama universitas dibawah sebab skripsi ini adalah milik pribadi bukan
sekolah
Lampiran
II : Contoh Lembaran Pengesahan
Lembaran Pengesahan Lembaga Pendidikan (Contoh)
(7 spasi ganda dari tepi atas kertas)
Setelah
memeriksa dan meneliti secara seksama dan mengetahui seluruh proses penelitian
serta cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh DEWI YULIANA yang berjudul PEMBERITAAN INJIL
BAGI ANAK (Studi Missiologi),
maka dengan ini dinyatakan bahwa skripsi ini diterima dan disahkan sebagai
bagian dari persyaratan untuk mendapat gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI INJILI ARASTAMAR (SETIA)
(5 spasi ganda)
Diterima dan disahkan pada tanggal
12 Juli 2004
(6 spasi ganda)
Ketua Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta
(5 spasi ganda)
Dr. Matheus Mangentang, M.Th
Lembaran Pengesahan
Tim Penguji (Contoh)
(6
spasi ganda dari tepi atas kertas)
Ketua,
(5
spasi ganda)
Ir. Amin Tjung, S.Th, M.Th.
(5
spasi ganda)
Sekretaris,
(5
spasi ganda)
Uli Saut Nainggolan, M.Th.
(5
spasi ganda)
Anggota,
(5
spasi ganda)
Mozes H. J. Huwae, M.Th.
(3
spasi ganda)
Jakarta,
13 April 2004
Lembaran Pengesahan Dosen Pembimbing (Contoh)
(7
spasi ganda dari tepi atas kertas)
Dosen pembimbing telah menerima
karya tulis yang berjudul PEMBERITAAN
INJIL BAGI ANAK (Studi Missiologi) yang telah dipersiapkan dan diserahkan
oleh DEWI YULIANA untuk memenuhi
sebagian persyaratan guna mencapai gelar SARJANA
TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
INJILI ARASTAMAR (SETIA).
(5
spasi ganda)
Disetujui pada tanggal
26 Maret 2004
(6
spasi ganda)
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing
II,
(5
spasi ganda)
Wartani Henukh, M.Th. Riste Tioma Silaen, M.Th
HALAMAN PERNYATAAN (Contoh)
Saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh
gelar sarjana teologia dari program sarjana SEKOLAH TINGGI THEOLOGI INJILI
ARASTAMAR (SETIA) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, tetapi
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apa bila dikemudian hari
ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau
adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu dengan saksi-saksi yang ada, maka
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang
sesuai dengan peraturan sekolah dan perundang-undangan yang berlaku.
Jakarta, 26 Maret 2004
Hormat saya
(Dewi Yuliana)
ABSTRAKSI (Contoh)
Yuliana, Dewi : Pemberitaan Injil Bagi Anak
(Studi Missiologi)
2004 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI ARASTAMAR (SETIA). Skripsi, S. Th., 64 halaman.
Injil penting diberitakan, karena Injil adalah berita sukacita
tentang kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan dan karya penyelamatan yang
dilakukan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Injil tidak hanya diberitakan
kepada orang dewasa saja tetapi juga kepada anak-anak. Anak-anak pada umumnya
cepat sekali meniru yang apa yang dilihat dan didengar. Anak-anak juga bisa
memahami dan mendengar dengan baik berita yang disampaikan kepadanya, atau pun
berita yang didapatnya pada saat membaca firman Tuhan.
Injil
diberitakan bagi anak supaya anak dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan
dan Juruselamat pribadi dengan sungguh-sungguh, karena itu Injil sangat berguna
bagi pertumbuhan rohani anak. Selain itu, Injil juga diberitakan supaya anak
mengetahui kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Anak dapat mengetahui
perbuatan yang baik dan tidak baik di mata Tuhan. Pemberitaan Injil menjadikan
anak kokoh akan keyakinannya kepada Tuhan Yesus. Keterlibatan orang tua, guru
sekolah Minggu, dan para pemimpin Gereja sangat dibutuhkan dalam memperkenalkan
Injil kepada anak. Hal ini disebabkan karena anak merupakan tiang bagi masa
depan gereja dan Negara.
Skripsi ini
diuraikan berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan literatur yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Karya ilmiah
ini terdiri atas lima bab, yaitu: Pertama, Pendahuluan; Kedua, Gambaran Umum
Pemberita Injil dan Karakteristik Anak; Ketiga, Pemberitaan Injil Bagi Anak;
Keempat, Aplikasi Bagi Orang Percaya; Kelima, Kesimpulan dan Saran.
Dengan adanya
skripsi ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, guru sekolah Minggu,
pemimpin gereja dan setiap orang percaya dalam memberitakan Injil bagi anak dan
dapat menjalankan tugas dan penuh tanggung jawab.
Jumlah Kata :
239 kata
Dosen Pembimbing I :
Wartani Henukh, M.Th
Dosen Pembimbing II :
Riste Tioma Silaen, M.Th
KATA PENGANTAR (Contoh)
Segala puji dan
syukur penulis panjatkan kepada TUHAN
Pencipta Langit, Bumi dan segala isinya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus yang telah menolong, menyertai,
memelihara, memberikan kekuatan, hikmat, kemampuan untuk berpikir, sehingga
penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan baik. Skripsi ini merupakan
pelengkap sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Sekolah Tinggi Teologi Injili
Arastamar (SETIA) Jakarta.
Selesainya karya
tulis ini atas bantuan, dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak
yang sangat membantu penulis baik doa, tenaga, ide, kritik, koreksi, moril,
dana, dan sebagainya. Dalam kesempatan
ini, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1.
Ayahanda Louis Aspar dan ibunda
Awae M. Ruben. Kakak Godsendelbri dan keponakan tercinta Grace Eirene, yang
dipakai oleh Tuhan untuk membimbing penulis mengisi hari-hari serta yang telah
bersusah payah membesarkan penulis dengan penuh cinta, kasih sayang, senantiasa
berdoa, memberikan nasihat, dorongan dan dana.
2.
Dr. Matheus Mangentang, ketua
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) yang telah mendidik dan
menolong selama studi.
3.
Wartani Henukh, M.Th, sebagai dosen pembimbing
I, bersama dengan Riste Tioma Silaen, M.Th. sebagai pembimbing II, yang telah meluangkan
waktu dengan penuh sukacita dan bertanggung jawab saat membaca, mengoreksi,
memberikan ide-ide yang baik dan mendukung dalam doa.
4.
Bapa dan ibu Dosen/Staf yang rela
mengajar dan mendidik, menasehati serta mendukung dalam doa di Sekolah Tinggi
Teologi Injili Arastamar (SETIA)
Jakarta.
5.
Teman-teman tercinta angkatan 1999
yang selalu mendukung dalam doa, tenaga, dan bersedia memberikan ide-ide,
khususnya Tesalonika, Andike, Anggraini, Tanti, Ela, Eva, Nopi, Yulia, Ferry
dan Sarchy.
6.
Civitas Akademika SETIA yang
senantiasa memberikan motivasi dan dukungan doa.
Penulis
menyadari akan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran, dan ide yang membangun sehingga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Kiranya
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber berkat memberkati semua
pihak yang telah membantu penulis.
Jakarta, April 2004
Penulis
DAFTAR ISI (Contoh)
LEMBARAN JUDUL................................................................................................................. i
LEMBARAN PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN................................................................. ii
LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................................ iii
LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING.................................................................... iv
LEMBARAN PERNYATAAN...................................................................................................... v
ABSTRAKSI............................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ viii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah....................................................................................... 5
C.
Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
D.
Pentingnya Penelitian.................................................................................. 6
E.
Hipotesis..................................................................................................... 6
F.
Ruang Lingkup Penelitian............................................................................. 7
G.
Metode Penelitian....................................................................................... 7
H.
Definisi Istilah.............................................................................................. 7
I.
Sistematika Penulisan.................................................................................. 19
.....
BAB II PROBLEMATIKA TEOLOGIS TENTANG SEJARAH
PENYATAAN
DIRI ALLAH................................................................................................................ 10
A.
Hakikat Sejarah Penyataan Diri Allah Dalam
Otoritas Alkitab.......................... 10
1.
Allah Menyatakan Diri Melalui Penciptaan Kepada
Adam dan Hawa. ...... 14
2.
Allah Menyatakan Diri Kepada Abraham, Ishak,
dan Yakub....................... 17
B.
Penyataan Diri Allah Kepada Israel dan Para
Nabi.......................................... 19
1.
Nabi Musa.............................................................................................. 21
2.
Nabi Yesaya............................................................................................ 23
C.
Sejarah Penyataan Diri Allah Dalam Perjanjian
Baru...................................... 25
1.
Keempat Kitab Injil.................................................................................. 27
2.
Rasul Paulus............................................................................................ 28
D.
Allah Menyatakan Diri Kepada Rasul Yohanes............................................... 30
E.
Pandangan Gnostik Tentang Alkitab Sebagai
Penyataan Allah....................... 32
F.
Sejarah Penyataan Diri Allah Menurut Paham
Liberal.................................... 34
1.
Imanuel Kant (1724-1804)........................................................................ 36
2.
Friedrich Schleiermacher (1768-1834)...................................................... 38
G.
Penyataan Diri Allah Menurut Paham Neo Ortodoks..................................... 40
1.
Karl Barth (1886-1968)............................................................................. 41
2.
Rudolf Bultmann (1884-1976).................................................................. 43
BAB III
........ DISKUSI
TEOLOGIS TENTANG SEJARAH PENYATAAN DIRI
ALLAH MENEGUHKAN
OTORITAS ALKITAB....................................................... 46
A.
Gereja Mula-mula (26-150) Mengakui Penyataan Diri Allah........................... 46
B.
Bibliologi Para Apostolik Mengakui Otoritas Alkitab....................................... 49
C.
Otoritas Alkitab Berdasarkan Kanonisasi....................................................... 51
1.
Kanon dan Pembagian Kitab Perjanjian Lama............................................... 53
2.
Kanon dan Pembagian Kitab Perjanjian Lama...............................................
55
D.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Adalah Firman Allah................................ 58
1.
Teks Alkitab Diinspirasikan Allah................................................................... 59
2.
Penyataan Diri Allah Bersifat Progresif.......................................................... 61
2.1.
Polikarpus mengakui
Allah yang menyatakan diriNya (69-156)........... . 62
2.2.
Logos Dalam Alkitab
Menurut Yustinus Martyr (100-165)....................
64
2.3.
Ekonomi Keselamatan
Dalam Teologi Irenius (130-202)...................... . 67
3.
PL dan PB, Taurat dan Injil yang Paradoks.................................................... 70
E.
Otoritas Alkitab Menurut Para Reformator (Abad XI-XVI)................................. .. 73
1.
Martin Luther (1483-1546)............................................................................ 76
2.
Ulrich Zwingli
(1509-1564)....................................................................... . 77
3.
Yohanes Calvin
(1509-1564).......................................................................... 78
F.
Alkitab Sebagai Penyataan Allah Sudah Cukup dan
Berotoritas...................... 79
1.
Penyataan Diri Allah dan Otoritas Perjanjian
Lama.................................... 80
2.
Penyataan Diri Allah dan Otoritas Perjanjian
Baru..................................... 81
3.
Perjanjian Baru Meneguhkan Otoritas Perjanjian
Lama............................ 85
G.
Alkitab Adalah Penyataan Diri Allah Yang
Berotoritas..................................... 88
BAB IV
IMPLIKASI BAGI ORANG PERCAYA........................................................................... 91
A.
Penyataan Diri Allah Sebagai Norma Dalam Berteologi.................................. 91
B.
Otoritas Alkitab Sebagai Sumber Pengenalan
Allah yang Benar...................... 93
C.
Penyataan Diri Allah Dalam Alkitab Sebagai
Sumber Teologi.......................... 95
D.
Dalam Pengharapan Menyaksikan Allah yang
Menyatakan DiriNya................ 96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................... 99
A.
Kesimpulan................................................................................................. 99
B.
Saran........................................................................................................... 102
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................. 103
BIODATA............................................................................................................................... 111
PROPOSAL SKRIPSI (Contoh)
PENDAHULUAN
Dalam (melalui) proposal (bab) ini penulis membahas
secara berturut-turut: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, pentingnya penulisan, hipotesis, ruang lingkup penelitian, metode
penelitian dan penulisan, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
A.
Latar Belakang Masalah
Anak
adalah anugerah Tuhan bagi yang sudah berumah tangga, karena anak merupakan
pemberian Allah yang berharga. Sebab itu penting bagi orangtua untuk
mengajarkan dan mendidik anak secara spiritual sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pemberitaan
Injil yang diperintahkan oleh Tuhan tidak hanya kepada orang dewasa saja tetapi
juga kepada anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak adalah makluk ciptaan
Tuhan yang sama seperti orang dewasa. Ironisnya anggaan bahwa anak-anak masih polos dan belum
cukup umur untuk mengerti tentang keselamatan masih sering didengar, seperti
yang dipaparkan oleh Daniel H. Smith, ‘kita sering menyebabkan anak-anak untuk menunggu
selama bertahun-tahun sebelum kita menuntun mereka ke langkah-langkah
pertumbuhan rohani selanjutnya.’[29]
Tidak
sedikit juga dari orang tua yang mengabaikan perintah Tuhan untuk memberitakan
Injil atau kabar keselamatan kepada anak, hal ini disebabkan karena kurangnya
pemahaman orang tua tentang keselamatan. Pemahaman yang yang dangkal dari orang
tua tentang keselamatan membuat orang tua mengabaikan pentingnya meyampaikan
berita Injil kepada anak tertutama pada usia dini. Padahal usia dini adalah usia yang tepat untuk
menyampaikan berita keselamatan, seperti yang dipaparkan oleh Beverly Lahaye, ‘hanya sedikit sekali
orangtua yang menyadari betapa besarnya arti ajaran mereka atau kelalaian
mereka dalam delapan tahun pertama dari kehidupan anak-anak mereka.’[30]
Anak-anak juga
sering bertanya tentang segala sesuatu karena rasa ingin tahunya yang cukup
besar. Sebagai orang tua, pasti sering kali mendengar pertanyaan anak disekitar apa, di
mana, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, dan lain sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban. Akan tetapi jika orangtua kurang
memahami tentang pertanyaan anak maka akan diabaikan. Demikian juga pertanyaan
seputar Injil Kristus, bila orang tua sendiri tidak memahami akan Injil tentu membuatnya tidak
dapat menjawab dengan jelas dan tepat
sesuai dengan pertanyaan anak. David R. Veerman memaparkan dalam bukunya yang
berjudul 101 Pertanyaan anak-anak
mengenai Allah,
Tanpa
sengaja kita dapat menghalangi anak-anak dengan mengabaikan
pertanyaan-pertanyaan mereka, tidak memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan
mereka, atau tidak menanggapi pertanyaan mereka dengan serius. Kita juga dapat
menghalangi anak-anak dengan contoh perilaku kita menjalani hidup seolah-olah
iman kepada Kristus tentang menghasilkan perbedaan perilaku.[31]
Dari pertanyaan di atas dapat diperhatikan bahwa perilaku orang tua
yang tidak menunjukkan imannya kepada Kristus dapat mempengaruhi iman anak
kepada Kristus. Hal ini juga membuat pemberitaan Injil terhalang. Memberitakan
Injil kepada anak-anak tidak hanya melalui kata-kata, tetapi yang lebih utama
adalah perilaku orang tua yang menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari. Firman ini dapat diterapkan melalui sikap, perkataan, dan
perbuatan adalah bukti nyata dalam memberitakan Injil bagi anak. Namun
sayangnya seringkali orang tua mengabaikan hal ini, bukan hanya dalam pemberitaan
Injil tetapi juga waktu untuk bersama dengan anak pun diabaikan. Padahal waktu
orang tua di rumah jauh lebih banyak dari pada orang dewasa lainnya. Norman Wright dan
Gary J. Oliver juga memaparkan,
Kebanyakan di antara kita kebanyakan sibuk
bekerja, tenggelam dalam kekhawatiran atas masalah kita sendiri, pernikahan,
dan hubungan keluarga serta kesehatan dan keuangan. Jadi sejauh anak-anak tidak
menimbulkan masalah besar, kita menganggap segala-galanya baik-baik saja.
Ketika usia mereka semakin bertambah, kita pun semakin mudah mengurangi waktu
untuk menemani, mendengarkan, dan memahami mereka.[32]
Dari pernyataan di
atas dapat diperhatikan bahwa terkadang sikap orang tualah yang membuat
anak-anak jauh dari orang tua serta pengertian yang baik akan Injil.
Bukan hanya orang tua di rumah saja yang
bertanggung jawab akan pengenalan anak kepada Injil tetapi juga orang dewasa
yang ada di sekitarnya. Tuhan Yesus berkata dalam Injil Markus 10:14
“…Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalng-halangi mereka…”
Dari ungkapan ini dapat dipastikan bahwa setiap orang dewasa bertanggungjawab
dalam pendidikan rohani anak terutama orang-orang yang berada dalam Gereja atau
pun berkecimpung dalam hal kerohanian. Tetapi dalam kenyataannya terkadang
Gereja juga mengabaikannya, seperti yang dipaparkan oleh Sam Doherty,
Sayang dalam banyak Gereja Injili kita (khususnya di
Eropa) ada falsafah tentang pelayanan anak-anak yang mempunyai tiga sasaran
utama: (a) Untuk mengajarkan Alkitab dan Injil kepada anak-anak kecil yang
lebih besar. Dengan begitu Anda menabur benih namun musim menuai tidak
diharapkan hingga mereka menjadi remaja. (b) Untuk menginjili remaja. Respons
mereka diharapkan dan didoakan jika mereka berumur 15, 16, dan 17 tahun.
Respons mereka didasarkan pada apa yang mereka pelajari dari sejak mereka
anak-anak. (c) Untuk menggabungkan anak-anak remaja yang sudah diselamatkan ke
dalam Gereja setempat. Akibat falsafah ini
mencakup dua hal: (1) Anak-anak, terutama anak-anak kecil tidak diinjili. (2)
Anak-anak remaja yang sering menentang Injil.[33]
Pendapat di atas menyadari bahwa secara tidak
langsung Gereja mulai menetapkan umur lebih muda untuk pertobatan kira-kira
12,13, atau 14 tahun. Padahal iman untuk mengenal dan menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat bukan hanya datang begitu saja tetapi juga dari
pendengaran dan pengenalan akan firman Tuhan (Roma 10:17). Dengan demikian jelas bahwa anak-anak
bisa mengenal firman Tuhan dari orang lain, tidak dijelaskan bahwa iman kepada
Kristus hanya bagi pendengar yang sudah dewasa saja.
Gereja sebagai salah satu tempat bagi anak
untuk mengenal Injil dapat menjadi pembimbing yang baik melalui Pendeta atau
pun guru sekolah Minggu yang ada. Peran guru sekolah Minggu sangat diharapkan
untuk bisa menjadi pemberita Injil bagi anak. Karena seorang guru adalah
seorang pendidik bagi anak untuk mengenal ilmu. Sayangnya sebagai seorang nara
didik ada banyak guru sekolah Minggu yang kurang memperhatikan jiwa-jiwa kecil
ini. Hal ini dapat diperhatikan dari kurangnya persiapan guru dalam mengajar
dan kurangnya pengetahuan guru sekolah Minggu, seperti yang dipaparkan oleh
Suhento Liauw:
Seorang guru sekolah Minggu yang kurang berpengetahuan
umum, karena kurang berminat membaca, akan kurang dapat menunjang bidang
pelajaran yang akan diajarkan. Selain berpengetahuan umum, ia harus membekali
diri dengan sebanyak mungkin pengetahuan Alkitab, kebenaran akan Allah, dan
segala penerapannya karena hal-hal inilah yang akan diajarkan.[34]
Mengajarkan anak tentang kebenaran, terutama
tentang kebenaran akan keselamatan telah diperintahkan oleh TUHAN kepada orang
tua sejak semula. Hal ini tertulis dalam Ulangan 6:4-9 “Dengarkanlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN
itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari
ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau
bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada
tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” Dalam Ulangan 31:12 juga dituliskan “Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki,
perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya
mereka mendengarkannya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka
melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini.” Jelas bahwa
dituliskan bahwa anak-anak juga perlu diajarkan untuk takut akan Tuhan.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa anak
juga manusia yang berdosa dan membutuhkan Juruselamat. Pemazmur pun mengakui
hal ini seperti yang tertulis dalam Mazmur 51:7 “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku
dikandung ibuku.” Rasul Paulus pun dalam Roma 3:23, juga menjelaskan lebih
dalam tentang kejatuhan manusia dalam dosa “Semua
orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Jadi tidak ada
seorangpun yang lepas dari dosa termasuk anak-anak.
Disinilah peran orang tua, guru sekolah Minggu,
maupun para pemimpin rohani dalam Gereja untuk memberitahukan kepada anak
siapakah Juruselamat sesungguhnya yang dapat menolong dan membebaskannya dari
dosa dan kesalahan. Langkah selanjutnya setelah anak mengenal siapa Juruselamat
adalah menuntun anak untuk menerimaNya. Pengenalan dan penerimaan anak kepada
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi sangat penting, karena itu
orang dewasa perlu memperhatikan pertumbuhan rohani anak dengan baik.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis
memilih judul Pemberitaan Injil Bagi Anak. Anak pada umumnya selalu ingin tahu,
penuh perhatian, serta penuh kepercayaan, sehingga sangatlah tepat bila berita
Injil itu disampaikan supaya anak memiliki keyakinan yang kokoh tentang
hidupnya yang akan datang, dan yang pasti anak yakin siapa Juruselamatnya.
Memperhatikan hal ini timbul pertanyaan dan pemikiran dari penulis untuk
mencari solusi yang tepat, bagaimana supaya anak dapat mengenal dan menerima
Juruselamat yang sesungguhnya terutama dari Alkitab.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
penulisan di atas, maka penulis memberikan rumusan masalah skripsi ini, sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah gambaran umum pemberita Injil dan karakter anak ?
2. Mengapa pemberitaan Injil itu perlu disampaikan kepada anak ?
3. Apa implikasinya bagi orang tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin
rohani dalam Gereja ?
C.
Tujuan Penulisan
Skripsi ini ditulis dengan tujuan:
1. Menjelaskan gambaran umum pemberita Injil dan karakter anak.
2. Menjelaskan mengapa pemberitaan Injil itu perlu disampaikan kepada
anak-anak.
3. Menjelaskan implikasinya bagi orang tua, guru sekolah Minggu, dan para
pemimpin rohani dalam Gereja.
D. Pentingnya Penulisan
Penulisan skripsi ini
penting karena:
1.
Memberikan kontribusi bagi
pengembangan disiplin ilmu khususnya teologi paktika dan missiologi.
2.
Memberikan kontribusi kepada orang
tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin rohani dalam Gereja untuk mengarahkan
anak untuk mengerti pentingnya menerima keselamatan dari Kristus.
3.
Memperlengkapi penulis dalam
pelayanan.
E.
Hipotesis
Jika pemberitaan Injil keselamatan bagi anak menurut
Alkitab itu sangat penting, maka diharuskan bagi orang tua,
guru Sekolah Minggu
maupun para pemimpin rohani dalam Gereja untuk memberitakan Injil keselamatan kepada anak-anak sehingga mengenal dan
menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.
F.
Ruang Lingkup Penulisan
Dalam skripsi ini penulis membahas tentang pentingnya
pemberitaan Injil bagi anak yang disampaikan oleh orang tua, guru sekolah
Minggu, ataupun para pemimpin rohani
dalam Gereja. penulisan ini lebih difokuskan kepada anak karena pengenalan akan
firman sejak usia dini itu sangat penting, karena pada umumnya anak dapat
mengerti dengan baik melalui apa yang didengarnya.
G. Metode Penulisan dan
Penelitian
Metode penelitian yang penulis pakai adalah
metode penelitian literature (penelitian kepustakaan/ library research) di mana penulis mengadakan studi terhadap
literature yang ada dan menganalisis data secara sistematis.[35] Sedangkan metode penulisan yang dipakai
adalah metode deskriptif analisis. Dikatakan deskriptif karena akan melaporkan
suatu objek atau keadaan apa adanya.
H. Definisi Istilah
Skripsi ini berjudul “PEMBERITAAN INJIL BAGI
ANAK (Studi Missiologi)”. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini I, kata ‘pemberitaan’ berarti
pengumuman secara terbuka untuk umum tentang karya penyelamatan Allah dalam dan
dengan perantaraan Kristus.[36]
Sedangkan kata ‘Injil’ berarti kabar baik bahwa Allah di dalam Yesus Kristus
telah memenuhi janji-Nya kepada Israel,
dan bahwa suatu jalan keselamatan telah dibuka bagi semua orang.[37]
Dan kata anak menurut KBBI adalah manusia yang kecil.[38]
Jadi pemberitaan Injil di sini adalah cara untuk menyampaikan atau mengumumkan
tentang karya penyelamatan Allah bagi umat-Nya di dalam Yesus Kristus termasuk
juga kepada anak-anak.
I.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini
adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Pemberita Injil dan
Karakter Anak
BAB III Pemberitaan Injil Bagi Anak
BAB IV Implikasinya Bagi Orang Percaya
BAB V Kesimpulan dan Saran
[1]
Judul adalah ungkapan tersingkat dari muatan skripsi. Judul skripsi tidak boleh
terlalu panjang atau terlalu pendek, terlalu luas atau terlalu sempit. Judul
harus dalam kalimat peryataan atau statement yang relevan, konsepnya utuh dan
lengkap. Kata-kata yang digunakan lugas, tepat dan bersifat netral (tidak boleh
puitis, provokatif dan bombastik). Judul harus tersusun secara logis dengan
menempatkan istilah atau kata-kata pada komposisi yang benar.
[2]
Contoh lihat di lampiran I, hal.12
[3]
Contoh lihat di lampiran II, hal.13-16
[4]Ibid,
hal.18
[5]
Ucapan terima kasih tidak perlu berlebihan kepada sederetan nama yang faktanya
tidak semuanya memberikan jasa yang riil. Penggunaan kalimat yang wajar dan
tidak dibenarkan memasukkan ungkapan merendahkan diri disertai permohonan maaf
karena skripsi kurang sempurna dan sebagainya. Skripsi adalah tugas akademik
yang wajib dikerjakan dengan baik tanpa dalil permohonan maaf apapun karena
nilai skripsi ditentukan oleh kesungguhan melaksanakannya yang akan nilai
dengan angka atau bobot. Jika nilai baik dinyatakan lulus, jika tidak
dinyatakan tidak lulus.
[6]Op.cit.,
Lampiran II, hal.18
[7]Latar belakang masalah menjelaskan apa yang menjadi inti masalah dan
mengapa hal itu menjadi masalah; untuk hal tersebut butuh dukungan fakta atau
gagasan secara ringkas.
[8]Rumusan masalah berupa pertanyaan problematis dan substansial yang akan
diselidiki dalam keseluruhan studi penelitian.
[9]Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah yang
dirumuskan dengan spesifik, konkrit berdasarkan kejelasan masalah dan peryataan
dengan kata kerja yang tepat seperti: ‘menjelaskan, membandingkan, menguraikan,
memaparkan, dsbnya’.
[10]Pentingnya penelitian adalah menjelaskan makna dan kontribusi yang
diharapkan dari hasil studi bagi pengembangan ilmu teologi, bagi gereja, bagi
diri sendiri dan bagi orang lain.
[11]Hipotesis merupakan pernyataan keyakinan dan bersifat sementara namun
menjadi pengarah dari keseluruhan penelitian. Hipotesis dapat dirumuskan dalam
bentuk tesis (tesa) seperti: “jika ....
maka ....”yang menghubungan variabel. Atau rumusan lain “diduga ada korelasi yang signifikan antara
... dengan ....” atau “diduga ada
pengaruh ... terhadap....”. hipotesis
tidak perlu mencantumkan kutipan
pendapat para ahli tentang arti atau definisi hipotesis.
[12]Ruang lingkup untuk menjelaskan batasan dari penelitian (skopa) supaya
tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit cakupan penelitiannya.
[13]Metoda dan prosedur penelitian sebagai penjelasan akan metoda yang
digunakan, apakah deskriptif (literatur, survei, etnografis, studi kasus),
historis (data masa lalu, seperti dalam sejarah teologi atau dogma dan sejarah
gereja), dan korelasional (melihat relasi dari beberapa varibel). Mahasiswa
harus mengerti mengapa ia memilih suatu metoda, dan bagaimana
mengoperasionalkan metoda yang dipilih. Operasionalisasi metoda dinamakan
teknik atau prosedur atau langkah penelitian: pengumpulan data, penetapan
sampel, perumusan instrumen dan penganalisaan data.
[14]Definsi istilah – menjelaskan istilah judul dan istilah yang muncul
pada tulisan (laporan hasil studi), supaya tidak menimbulkan penafsiran yang
keliru.
[15]Sistematika penulisan – bagaimana laporan penelitian akan diungkapkan.
[16]Aplikasi – sudah mendapat satu solusi atau pendapat atau penemuan, maka
hasil ini digunakan kepada sesuatu di lain tempat . Implikasi – belum sampai ke
taraf penggunaan, hanya baru taraf kesimpulan menggali dari hasil penemuan dan
merumuskan kembali menjadi sesuatu alat
yang ciri-cirinya menunjukkan bahwa alat ini adalah hasil penemuan dari
penelitian yang didapat.
[17]Daftar pustaka adalah suatu daftar yang terinci dan sistematis menurut
abjad semua karya ilmiah yang digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung (buku, artikel dari majalah atau surat kabar, jurnal, buletin,
terbitan berkala, hasil penelitian dsbnya) yang telah ditelaah untuk menyusun
skripsi yang bersangkutan, contoh lihat lampiran ... hal...
[18]Lampiran berupa formulir, surat keterangan, daftar pertanyaan, daftar
angket, hasil uji statistik, contoh-contoh peraturan, akte perjanjian, anggaran
rumah tangga dsbnya. Lampiran bisanya ditandai dengan dengan angka Romawi
seperti: Lampiran I, lampiran II dstnya.
[19]Jika terdapat banyak istilah asing atau bahasa daerah, maka perlu
disusun indeks istilah. Jika banyak pengarang yang karyanya dikutip, perlu
dibuat indeks pengarang dsbnya. Semua jenis indeks itu disusun secara alfabetis
agar mudah dicari.
[20]Untuk surat dari tempat penelitian dan curriculum vitae (riwayat hidup) dilaporkan
di halaman terakhir skripsi.
[21]Pada bidang studi secular lainya biasa minimal
40 halaman, tergantung ketentuan dari pihak akademik perguruan tinggi
masing-masing.
[22]Catatan kaki sebagai catatan tambahan untuk memberikan penjelasan.
[23]Nama pengarang diketik sesuai dengan yang terdapat pada sampul buku
(tanpa mencantumkan gelar). Jika ditulis dua atau tiga orang,semua nama dicantumkan tetapi jika
lebih dari tiga, cukup tulis nama pengarang pertama diikuti kata et al atau dkk (dengan kawan-kawan).
[24]Judul buku harus ditulis lengkap sesuai aslinya dan diberi garis bawah.
Nama pengarang disekat tanda koma dan diikuti judul buku dengan setiap
permulaan kata yang bukan kata penghubung diberi huruf kapital. Seluruh judul
karangan tidak perlu ditutup dengan tanda baca apapun kecuali diikuti oleh
tanda buka kurung.
[25]Data penerbit ditulis diantara tanda dalam kurung ( )yang terdiri: kota
tempat diterbitkan, diikuti oleh titik dua (:), nama penerbit, tanda koma (,),
tahun penerbit, disusul tutup kurung dan dibelakang tutup kurung dibubuhi tanda
koma dan kemudian nomer halaman (untuk bahasa asing gunakan singkatan p sedangkan singkatan Indonesia cukup
dengan hlm.
[26] Louis Berkhof, Teologi
Sistimatika ‘Doktrin Allah’ (Surabaya: LRII, 1993), hlm. 197
[27] Ibit., hlm. 29-30
[28] Toni Evans, Teologi Allah ‘Allah Kita Maha Agung’ (Malang:
Gandum Mas, 1999), hlm. 40
[29]Daniel H. Smith, Bawalah
Anak-anak Kepada Yesus (Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1999), hal.
19.
[30]Beverly Lahaye,
Membina Temperamen Anak (Bandung: Kalam Hidup, 1994), hal. 10.
[31]David R. Veerman , dkk, 101 Pertanyaan
Anak-anak Mengenai Allah (Jakarta: Bina Comunio, 1999), hal iii.
[32]Norman Wright & Gary J. Oliver, Raising
Kids To Love Jesus 1 (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2003), hal. 11.
[33]Sam Doherty, 100 Pertanyaan dan Jawaban
Mengenai Penginjilan Kepada Anak-anak (Jakarta: Lembaga Penginjilan Anak,
2000), hal. 20-21.
[35]Mohammad Nazir, Metode
Penelitian (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 111-112.
[36]Tim Penyusun, Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF,
1998), hal. 182.
[37]Ibid, 435.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar