Selasa, 07 Februari 2017

Bahan Ajar Bimbingan Penulisan Skripsi



BIMBINGAN PENULISAN SKRIPSI

PENDAHULUAN
Penulisan skripsi sebagai karya ilmiah di perguruan tinggi sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Menulis skripsi, memungkinkan mahasiswa untuk mengungkapkan buah pikirannya secara sistematis sesuai dengan norma – norma keilmuan yang diembannya. Dengan mengacu kepada hasil kajian pustaka yang bersumber dari publikasi ilmiah dalam bentuk buku teks, jurnal  dan publikasi internet, mahasisiwa melakukan observasi (pengamatan) lapangan, mengadakan penelitian, merumuskan pokok masalah dan berbagai kajian. Dalam kaitannya, skripsi sebagai wahana komunikasi akademiknya untuk diuji secara terbuka, objektif dan mendapatkan kritik dan koreksi perbaikan. Dalam lingkungan masyarakat akademik dapat memperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang dan disiplin ilmu yang relevan. Tentunya karya tulis bimbingan penulisan skripsi ini mengacu pada bidang ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen khususnya dan bidang ilmu social lainya.
PENGERTIAN SKRIPSI
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah resmi yang berisi hasil penelitian, baik penelitian lapangan maupun penelitian pustaka yang dilakukan oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu *syarat akademik untuk memperoleh  gelar keserjanaan. Bobot skripsi untuk program pendidikan strata satu adalah : 6 SKS
PRASYARAT PENULISAN DAN PENYUSUNAN SKRIPSI
Ø  Mahasiswa telah menyelesaikan minimal 140 SKS pada saat hendak menyusun skripsi dan sudah mencapai 146 SKS pada saat mahasiswa akan mengikuti ujian skripsi.
Ø  Index Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,50.
Ø  Apabila ada pilihan mayor/minor maka seluruh mata kuliah mayor harus memperoleh nilai minimal B.
Ø  Penyusunan skripsi teratur mencakup semua unsur yang diperlukan sesuai ketentuan-ketentuan dalam pedoman penulisan.
Ø  Bentuk dan pengetikan yang sesuai dengan tata penulisan yang lazim menurut ketentuan dalam pedoman penulisan.
Ø  Pemakaian bahasa, kalimat, kata, ejaan dan tanda baca yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Ø  Penalaran, pembuktian dan penyimpulan serta alur pemikiran seluruh muatan skripsi harus sistematis, logis, metodologis dan koheren.
TUJUAN PENULISAN SKRIPSI
Ø  Sebagai kegiatan penelitian, penyusunan skripsi ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan pengetahuannya sesuai dengan bidangnya.
Ø  Penyusunan skripsi dimaksudkan sebagai sarana pembuktian tertinggi kemampuan mahasiswa berpikir secara iilmiah, dengan daya ciptanya sebagai calon cendekiawan dan kecerdasannya sebagai calon sarjana yang layak untuk lulus sebagai sarjana.
Ø  Menghasilkan karya ilmiah yang memuat buah pikiran mahasiswa yang cukup bernilai untuk disampaikan dan diketahui oleh pihak lain.
Ø  Dengan penelitian dan penulisan karya ilmiah maka akan membentuk kemampuan mahasiswa untuk berteologi secara alkitabiah dan kontektual. Oleh karena itu skripsi harus dipandang sebagai media, proses dan hasil karya yang kelak menumbuhkan dalam diri penulisnya kemampuan berteologi (doing theology). Jika hal ini ditekankan tentu lahirlah karya ilmiah yang kritis dan asli, tidak dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis semata (tradisi).
PEMILIHAN JUDUL SKRIPSI
Judul skripsi dan pokok atau bidang penelitian yang hendak dilakukan oleh mahasiswa yang hendak menulis skripsi dapat diperoleh dengan cara:
Ø  Ditentukan oleh mahasiswa sendiri;
Ø  Ditentukan oleh fakultas atau lembaga perguruan tinggi;
Ø  Daftar penelitian yang disiapkan oleh fakultas atau lembaga perguruan tinggi dan mahasiswa memilih sendiri dari daftar tersebut.
Dalam menentukan judul dan pokok atau bidang penelitian, hendaknya memperhitungkan kemampuan intelektual yang bersangkutan, dana, waktu, sumber-sumber, dukungan pembinaan.

RENCANA KERJA PENULISAN SKRIPSI
Rencana kerja dibagi dalam empat bagian seperti:
A.     Tahap perencanaan berupa studi awal (pendahuluan), inventarisasi literatur, wawancara atau studi lapangan (pilot study) guna memperjelas masalah yang diselidiiki lebih lanjut. Seringkali mahasiswa menulis skripsi dengan judul ‘keren’ tetapi tidak mempunyai sumberdata yang memadai.
B.     Tahapan penulisan proposal skripsi berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah dan metoda. Bila perlu hal ini diseminarkan di hadapan rekan-rekan di bawah asuhan para dosen agar menjadi arena sumbang saran menuju langkah kreatif (kolokium). Proposal dimatangkan menjadi Bab Pendahuluan, dan bila sudah mantap barulah mahasiswa terus bekerja. Pematangan Bab Pendahuluan ini memakan waktu yang cukup banyak dan membutuhkan nalar yang baik.
C.     Tahap penelitian.
D.     Tahap penulisan dari draft kasar hingga ke proof reading terakhir seperti:
Ø  Pembuatan kerangka skripsi secara terperinci sampai pada pembagian sub paragraf
Ø  Penulisan naskah skripsi yang pertama
Ø  Pembacaan kembali seluruh naskah dan penyempurnaan
Ø  Penyusunan daftar pustaka
Ø  Pembacaan ulang naskah secara teliti dan pembentulan salah ketik atau pembuatan ralat.
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi tersusun atas tiga bagian utama yang terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian referensi.
A.     Bagian Awal terdiri dari:
1.       Halaman judul[1] adalah halaman pertama skripsi di mana dicantumkan judul skripsi, nama mahasiswa, nomer induk, pengajuan skripsi untuk jenjang kesejarnaan yang hendak dicapai, nama lembaga perguruan tinggi, tempat dan waktu penyelesaian skripsi.[2]
2.       Halaman pengesahan adalah suatu peryataan yang bersifat mengsahkan suatu penulisan skripsi telah diterima dengan baik, di mana pengesahan dari lembaga pendidikan, dosen penguji, dosen pembimbing, dan pernyataan dari mahasiswa bahwa benar skripsi tersebut adalah hasil karya tulisnya sendiri.[3]
3.       Abstraksi, bagian ini berisi gambaran secara ringkas keseluruhan isi skripsi seorang calon sarjana. Diketik satu spasi, maksimal dua halaman dan jumlah kata maksimal 250 kata.[4]
4.       Prakata atau Kata Pengantar, bagian ini maksimal 2 halaman yang memuat isi hati penulis yang bersifat ucapan terima kasih[5] kepada segenap bantuan yang diterima dari semua pihak selama dalam proses penulisan secara pribadi dan informal tanpa memasukkan materi skripsi.
5.       Daftar isi, daftar tabel (bila ada), daftar gambar (bila ada), dan daftar lampiran (bila ada).[6]

B.     Bagian Inti terdiri dari:
1.       Pendahuluan (satu bab) berupa:
v  Latar belakang masalah[7] (uraian harus singkat dan tepat, 2-3 halaman)
v  Rumusan masalah[8] (beberapa pertanyaan seperti ‘Bagaimana’ dsb)
v  Tujuan penelitian[9] (cukup satu alinea)
v  Pentingnya penelitian[10] (cukup tiga alinea)
v  Hipotesis[11] (cukup satu alinea)
v  Ruang lingkup penelitian[12] (cukup tiga atau empat alinea)
v  Metoda dan prosedur penelitian[13]
v  Definisi istilah[14]
v  Sistematika penulisan[15] (urutan tiap bab tanpa sub bab)
2.       Laporan studi dan pembahasan (tidak lebih dari tiga bab).
Bahasan utama ini merupakan bagian yang paling penting dan dapat terdiri dari beberapa bab, tergantung luasnya pokok bahasan skripsi. Dua bagian utama dalam bahasan ini adalah:
v  Bab uraian teori dan/atau telaah pustaka (biasanya Bab II) yang mengetengahkan teori-teori ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teori-teori itu mencakup pula hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam bidang yang sama, yang telah diakui keabsahannya.
v  Bab uraian empirik atau hasil penelitian (biasanya Bab III). Dalam bab ini disajikan data yang diperoleh dari penelitian, serta analisis data tersebut. Pada umumnya bagian ini dipisahkan dalam (bab gambaran umum objek penelitian dan bab analisis data – cocok untuk studi kasus).
v  Bab penerapan dari skripsi (Bab IV), dapat berupa aplikasiatau implikasi, [16]  bergantung pada motif pembahasan skripsi yang harus menjadi kebutuhan orang banyak.
3.       Kesimpulan dan saran (satu bab – Bab V).
Kesimpulan dalam skripsi tidaklah sama dengan intisari (suatu solusi dari penelitian). Kesimpulan (pendapat) dalam skripsi haruslah memperhatikan interpretasi mengenai implikasi hubungan dan akibat atau hasil dari segenap uraian yang mendahuluinya. Untuk mengecek ketepatan dan kewajaran kesimpulan perlu diperhatikan:
v  Apakah kesimpulan diperkuat oleh bukti-bukti yang terdapat dalam uraian?
v  Apakah kesimpulan diperoleh dari hasil pertimbangan yang tidak memihak terhadap data?
v  Apakah kesimpulan terbatas pada uraian yang ada ataukah penulis telah membuat kesimpulan yang terlalu luas, melebihi batas-batas yang seharusnya?
v  Apakah seluruh kesimpulan merupakan jawaban langsung terhadap masalah dan tujuan penelitian?
v  Apakah perumusan kesimpulan cukup jelas dan cermat sehingga setiap pembaca dapat menangkapnya?
Saran harus memiliki keterkaitan dan kesesuaian dengan masalah, uraian dan kesimpulan. Saran harus merupakan manifestasi dari keinginan penulis untuk sesuatu yang dianggapnya belum terjadi dan dilaksanakan dan dengan melaksanakan saran-saran itu, penulis mengaharapkan bahwa sesuatu yang belum terjadi dapat terwujud. Oleh karena itu saran-saran adalah hasil pengamatan dari si penulis yang melihat kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan pokok bahasan.

*) Untuk studi teologi kontekstual khususnya survey (angket, statistik), perlu dbuat daftar isi sebagai berikut:
1.      Pendahuluan yang berisi (Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, hipotesis, ruang lingkup penelitian dan definisi istilah)
2.      Tinjauan literatur (kepustakaan) – perlu studi literatur tentang topik yang dipilih untuk dipelajari dalam rangka membentuk teori dan menentukan model penelitian. Perlu dilihat apakah sudah pernah diadakan penelitian tentang  topik serupa? Bagaimana pendekatan dan hasilnya?
3.      Metoda dan prosedur penelitian – penjelasan tentang populasi Dan sampel, perumusan instrumen (angket), pengumpulan data dan penganalisaannya:
v  Analisis data – menyangkut kuantifikasi, statistik, diagram dan penafsirannya.
v  Kesimpulan dan saran – mencakup saran penelitian berikutnya.

C.     Bagian Referensi yang terdiri dari:
v  Daftar pustaka[17] (minimal daftar buku 30 judul atau lebih)
v  Lampiran-lampiran[18] (jika ada)
v  Indeks istilah[19] (jika ada)
v  Surat dari lokasi penelitian bahwa yang bersangkutan benar mengadakan penelitian (khusus yang meneliti di lapangan)
v  Curriculum vitae[20]

TEKNIK PENGETIKAN SKRIPSI

Material dan ukuran skripsi:
1.      Skripsi diketik pada kertas putih berukuran 21cm x 28 cm atau 81/2 x 11 inci 80 grm (ukuran kwarto atau kertas letter), yang masih sering dipakai di Indonesia, sedangkan ukuran internasional memakai kertas ukuran A4 (21cm x 29,7cm) atau B4 (25,7cm x 36,4cm). Ukuran kertas manapun yang dipilih, sebaiknya dipakai secara konsisten.
2.      Isi skripsi minimal 60 halaman ( khusus untuk studi Teologi dan PAK)[21]
3.      Naskah skripsi diketik pada satu permukaan halaman dengan jarak antar baris 2(dua) spasi
4.      Batas tepi ketikan adalah atas (top) dan bawah (bottom) masing-masing 2,5cm sedangkan tepi kiri (left) 3 cm dan tepi kanan (right) 2cm.
5.      Penulisan nomor halaman pada sudut kanan atas dengan:
v  Angka Latin untuk halaman: Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar (contoh: i, iv, vii, ix). Untuk halaman judul tidak perlu diberi nomer halaman.
v  Angka Arab mulai dari Bagian Inti (Bab I Pendahulan) sampai bagian Referensi (contoh: 1,2, 3 dst)
6.      Pengaturan jarak spasi:
v  Pengetikan 1 spasi untuk kutipan panjang
v  Pengetikan 2 spasi untuk seluruh naskah skripsi
v  Pengetikan 3 spasi untuk mengetik:
*      Antara nomer bab dengan judul bab
*      Antara judul bab dengan baris pertama dari bab itu
*      Antara judul anak bab dengan baris di atas dan di bawahnya.
7.      Pengetikan menggunakan komputer.

CARA MERUJUK KEPUSTAKAAN

A.     Catatan Kaki (Footnote)[22] – lihat Lampiran...
v  Penulisan footnote harus mencantumkan sumber kutipan dengan jelas (nama pengarang,[23]judul buku,[24] kota, penerbit,[25] tahun terbit, nomer halaman), contoh: Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: ANDI Offset, 1990), hlm. 6
v  Informasi sumber yang tidak lengkap atau hilang dapat dibuat seperti:
*      Tanpa pengarang, maka langsung saja ketik judul karangan (contoh: Pribadi Maksimal (Yogyakarta:ANDI,2005),hlm.95
*      Tanpa kota terbit (contoh: Wijanarko, Hati yang Indah (t.t.p.,Suara Pemulihan, 2008),hlm.33
v Catatan kaki untuk kutipan dari kutipan, penulisannya tergantung sumber mana yang diutamakan. Jika sumber asli yang diutamakan makan cara menulis seperti contoh: Gary Collins,  Konseling Kristen Yang Efektif (Malang:SAAT, 2000), hlm. 98, dikutip oleh Jeff Ismail
v Menyingkat catatan kaki hanya dapat dilakukan bagi informasi kedua dan seterusnya, sedangkan informasi pertama harus ditulis lengkap sesuai ketentuan yang berlaku bagi pembuatan catatan kaki. Ada tiga cara menyingkat dengan menggunakan istilah Latin sebagai berikut:
*      Ibid, dari kata “Ibidem” yang berarti di tempat yang sama. Ibid digunakan apabila sumber kutipan pertama segera diikuti dengan kutipan berikut yang sumbernya sama (tanpa diselingi sumber kutipan lain), terdapat pada halaman yang sama, jika tidak pada halaman yang sama maka harus diikuti nomor halaman
*      Op.cit. dari kata “Opera citato” yang berarti di dalam karya yang telah dikutip. Op.cit. digunakan jika kutipan berasal dari sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip, tetapi telah diselingi kutipan dari sumber lain. Pengetikan harus didahului marga (surname) pengarang, baru diikuti Op.cit dan nomor halaman
*      Loc.cit. dari kata “Loco citato” yang berarti di tempat/bagian yang telah dikutip dibuat sama dengan op.cit. tanpa nomor halaman, oleh karena loc,cit. Berarti di halaman yang sama dengan kutipan yang telah pernah dikutip
*      Art.cit. digunakan untuk kutipan dari majalah atau jurnal.

B.     Catatan Perut (in note)
v  Cara merujuk kutipan langsung seperti:
*      Kutipan kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip tunggal (‘......’) sebagai bagian terpadu dalam teks utama. Nama pengarang ditulis secara terpadu dalam teks. Lihat contoh berikut:
Menurut Louis Berkhof bahwa, Predistinasi mengandung arti pertimbangan Allah berkenaan dengan manusia yang jatuh dalam dosa, termasuk pemilihan yang berdaulat dari sebagian orang dan penolakan atas sebagian yang lain.’[26]
*      Kutipan 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, dimulai setelah ketukan kelima dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Lihat contoh berikut:
Louis Berkhof mengatakan,
Teologi Reformed percaya bahwa Tuhan dapat dikenal akan tetapi tidak mungkin manusia dapat memperoleh pengenalan yang lengkap, menyeluruh dan sempurna tentang Dia. Memiliki pengenalan sedemikian tentang Allah sama artinya dengan memahami Dia sepenuhnya, dan hal ini sama sekali tidak mungkin: “Finitum non posit capere infinitum” (yang fana tak mungkin memahami yang kekal).[27]
v  Cara merujuk kutipan tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Lihat contoh berikut:
Menjadi jelas bahwa kemungkinan mengenal Allah hanya dapat terjadi jika Allah sendiri secara inisiatif aktif memperkenalkan diri-Nya dikenal dan hanya melalui Yesus Kristus, Firman yang hidup itu, sehingga awal yang tepat untuk mengenal Allah ialah memulai persekutuan dengan Dia melalui Yesus Kristus.[28]
v  Cara merujuk kutipan yang telah dikutip di suatu sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, dirujuk dengan cara menyebut nama penulis asli dan nama pengutip pertama serta tahun dikutipnya. Cara semacam ini hanya dibolehkan jika sumber asli benar-benar tidak didapatkan,dan harus dianggap sebagai keadaan darurat. Contoh:
Keblinger (dalam Ary, 1982 : 382) memberikan batasan penelitian ex post facto sebagai:
                Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.

CONTOH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka atau bibliografi adalah suatu daftar yang terperinci dan sistematis mengenai buku, artikel dari majalah atau surat kabar, jurnal, buletin, terbitan berkala, hasil penelitian dan sebagainya yang telah ditelaah untuk menyusun skripsi yang bersangkutan. Untuk bahan bacaan yang berupa artikel dalam majalah dan surat kabar, kamus dan ensiklopedi, jika jumlahnya hanya sedikit, dapat didaftar menjadi satu dengan daftar buku. Jika jumlahnya banyak maka buku-buku dibuat daftar sendiri, surat kabar, artiket, majalah atau ensiklopedi juga dibuat daftar sendiri. Daftar pustaka harus disusun secara alfabetis (berurut sesuai abjad) di mulai dengan nama keluarga penulis. Penulisannya selaras dengan marjin kiri dan spasi tunggal. Jika lebih dari satu baris, maka baris-baris berikutnya diketik lima ketukan huruf yang berarti di mulai pada ketukan keenam, contohnya:
-------, The New Bible Commentary, London: The Intervarsity Fellowship, 1954
Wesley Perschbacher, The New Analytical Greek Lexicon, Massachusetts: Hendrickson Publishers           Peabody, 1977
Arthur Kai, Lord Only You Can change Me, Batam: Gospel Press 2003
Berkhof Louis, Teologi Sistematika Doktrin Allah, Surabaya: LRII, 1993
Cunningham, Loren & Rogers, Janice., Menang dengan Cara Allah, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1996
Tomatala, Yakub., Penatalayanan Yang Efektif di Dunia Modern, Malang: Gandum Mas, 1987


KRITERIA PENILAIAN SKRIPSI UNTUK UJIAN NEGARA

1.      penilaian suatu skripsi adalah suatu hasil dari tiga orang penguji dan satu orang pembaca dari Panitia Ujian Negara Pusat. Dengan demikian ada 4 (empat) nilai untuk satu skripsi yaitu 2 (dua) dari unsur Perguruan Tinggi Teologi dan 2 (dua) dari unsur Panitia Ujian Negara Pusat.
v  Nilai akhir adalah jumlah nominal dari para penguji dan pembaca dibagi empat.
v  Apabila diperlukan nilai dari pembimbing, maka pembimbing dapat diikutsertakan dalam menentukan nilai akhir.
v  Suatu penilaian harus ditetapkan dalam angka dan huruf menurut ketentuan sebagai berikut:
*      0 – 40     = E
*      41 – 59   = D
*      60 – 74   = C
*      75 – 84   = B
*      85 – 100 =A
v  Perbedaan nilai para penguji tidak boleh lebih dari 20 (duapuluh) point.
v  Apabila terjadi perbedaan nilai antara satu penguji dengan penguji yang lain lebih dari 20 point, maka diadakan musyawarah untuk mufakat.
v  Apabila tidak terjadi mufakat, maka skripsi peserta harus diserahkan kepada seorang ahli untuk dibaca, dan nilai akhir dari pembaca tersebut merupakan nilai akhir untuk penetapan lulus tidaknya seorang peserta ujian negara.
v  Yang menetapkan pembaca akhir tersebut adalah Panitia Pusat ujian Negara.
2.      Panitia Ujian Negara menilai skripsi dari segi-segi:
v  Sistematika penulisan
v  Isi (content)
v  Analisis
v  Bahasa
v  Aktualisasi/relevansi
v  Kemampuan mempertahankan skripsi
v  Dan lain-lain.
3.      Pembimbing penulisan skripsi menilai dari segi-segi:
v  Sistematika
v  Isi (konsep, aktualisasi, analisa dan jalan pikiran)
v  Bahasa
v  Cara menjelaskan
v  Usaha calon sarjana selama mendapat bimbingan
4.      seorang calon sarjana diharuskan mempertahankan pendapatnya di hadapan penguji yang terdiri dari 3 (tiga) orang (satu orang Panitia Uujian Negara Pusat dan dua orang dari Panitia Ujian Negara Daerah) selama maksimal 90 menit.
5.      tim penguji diketuai oleh Penguji Pusat dan dibantu oleh seorang sekretaris yang berfungsi untuk mencatat semua pertanyaan dari penguji untuk menjadi dokumen ujian negara yang akan diserahkan kepada panitia Ujian Negara.
6.      Setelah selesai seluruh kegiatan ujian negara skripsi untuk semua peserta, langsung diadakan yudisium di hadapan Panitia Ujian Negara dan para peserta ujian negara skripsi.
7.      Pimpinan yudisium adalah panitia pusat didampingi oleh koordinator daerah (Panitia Ujian Negara Daerah).
8.      Yudisium harus dituangkan dalam bentuk berita acara. Yudisium berlaku untuk ujian negara skripsi dan hasil ijian komprehensif karena Indeks Prestasi kumulatif (IPK) akhir yang dicapai adalah bobot nilai ujian kompreehensif dan nilai skripsi dibagi jumlah SKS.
Perhitungan IP Ujian Negara disesuaikan dengan bobot SKS (Sistem Kredit Semester), contoh:
1.      Pancasila                                    2 sks                      B = 3                      = 6
2.      Pendidikan Nasional              2 sks                      C = 2                      = 4
3.      Psikologi Pendidikan             2 sks                      B = 3                      = 6
4.      Didaktik Metodik                    2 sks                      C = 2                      = 4
5.      Biblika                                          8 sks                      B = 3                      = 24
6.      Sejarah Gereja                        4 sks                      B = 3                      = 12
7.      P A K                                            6 sks                      B = 3                      = 18
8.      Skripsi                                          6 sks                      B = 3                      = 18
                                                            32 sks                                                          92
Jadi IP Kumulatif adalah Jumlah bobot nilai =   92  = 2.87
                                                        Jumlah sks             32                





































Lampiran I : Contoh Halaman Depan

PEMBERITAAN  INJIL  BAGI  ANAK
(Studi Missiologi)
(5 spasi tunggal)



Skripsi ini
diajukan kepada
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar
(S E T I A)
JAKARTA
(6 spasi tunggal)















(5 spasi tunggal)



Untuk memenuhi
sebagian dari persyaratan
guna mencapai gelar Sarjana Teologi
(5 spasi tunggal)



Oleh
DEWI  YULIANA
NIM : 1.99.1027
(3 spasi tunggal)

Juli 2004

*Jangan tulis nama universitas dibawah sebab skripsi ini adalah milik pribadi bukan sekolah


Lampiran II : Contoh Lembaran Pengesahan
Lembaran Pengesahan Lembaga Pendidikan (Contoh)
(7 spasi ganda dari tepi atas kertas)




                Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama dan mengetahui seluruh proses penelitian serta cara penyusunan skripsi yang dilakukan oleh DEWI YULIANA yang berjudul PEMBERITAAN  INJIL  BAGI  ANAK (Studi Missiologi), maka dengan ini dinyatakan bahwa skripsi ini diterima dan disahkan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapat gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI  ARASTAMAR (SETIA)
(5 spasi ganda)



Diterima dan disahkan pada tanggal
12 Juli 2004
(6 spasi ganda)



Ketua Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta
(5 spasi ganda)


Dr. Matheus Mangentang, M.Th




Lembaran  Pengesahan  Tim  Penguji (Contoh)
(6 spasi ganda dari tepi atas kertas)


Ketua,
(5 spasi ganda)


Ir. Amin Tjung, S.Th, M.Th.
(5 spasi ganda)


Sekretaris,
(5 spasi ganda)


Uli Saut Nainggolan, M.Th.
(5 spasi ganda)


Anggota,
(5 spasi ganda)


Mozes H. J. Huwae, M.Th.
(3 spasi ganda)

Jakarta, 13 April 2004




Lembaran Pengesahan Dosen Pembimbing (Contoh)
(7 spasi ganda dari tepi atas kertas)




                Dosen pembimbing telah menerima karya tulis yang berjudul PEMBERITAAN INJIL BAGI ANAK (Studi Missiologi) yang telah dipersiapkan dan diserahkan oleh DEWI YULIANA untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar SARJANA TEOLOGI dari SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI ARASTAMAR (SETIA).
(5 spasi ganda)



Disetujui pada tanggal
26 Maret 2004
(6 spasi ganda)



                Dosen Pembimbing I,                                                   Dosen Pembimbing II,
(5 spasi ganda)


         Wartani Henukh, M.Th.                                                       Riste Tioma Silaen, M.Th








HALAMAN PERNYATAAN (Contoh)

                Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana teologia dari program sarjana SEKOLAH TINGGI THEOLOGI INJILI ARASTAMAR (SETIA) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
                Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, tetapi dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
                Apa bila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu dengan saksi-saksi yang ada, maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan peraturan sekolah dan perundang-undangan yang berlaku.



                                                                                                                      Jakarta, 26 Maret 2004
                                                                                                                              Hormat saya


                                                                                                                         (Dewi Yuliana)









ABSTRAKSI (Contoh)

Yuliana, Dewi :   Pemberitaan Injil Bagi Anak (Studi Missiologi)
2004            SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI ARASTAMAR   (SETIA).  Skripsi, S. Th., 64 halaman.

                Injil penting diberitakan, karena Injil adalah berita sukacita tentang kelahiran, pelayanan, kematian, kebangkitan dan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Injil tidak hanya diberitakan kepada orang dewasa saja tetapi juga kepada anak-anak. Anak-anak pada umumnya cepat sekali meniru yang apa yang dilihat dan didengar. Anak-anak juga bisa memahami dan mendengar dengan baik berita yang disampaikan kepadanya, atau pun berita yang didapatnya pada saat membaca firman Tuhan.
                Injil diberitakan bagi anak supaya anak dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dengan sungguh-sungguh, karena itu Injil sangat berguna bagi pertumbuhan rohani anak. Selain itu, Injil juga diberitakan supaya anak mengetahui kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Anak dapat mengetahui perbuatan yang baik dan tidak baik di mata Tuhan. Pemberitaan Injil menjadikan anak kokoh akan keyakinannya kepada Tuhan Yesus. Keterlibatan orang tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin Gereja sangat dibutuhkan dalam memperkenalkan Injil kepada anak. Hal ini disebabkan karena anak merupakan tiang bagi masa depan gereja dan Negara.
                Skripsi ini diuraikan berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi dan literatur yang dapat dipertanggungjawabkan.
                Karya ilmiah ini terdiri atas lima bab, yaitu: Pertama, Pendahuluan; Kedua, Gambaran Umum Pemberita Injil dan Karakteristik Anak; Ketiga, Pemberitaan Injil Bagi Anak; Keempat, Aplikasi Bagi Orang Percaya; Kelima, Kesimpulan dan Saran.
                Dengan adanya skripsi ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, guru sekolah Minggu, pemimpin gereja dan setiap orang percaya dalam memberitakan Injil bagi anak dan dapat menjalankan tugas dan penuh tanggung jawab.

Jumlah Kata                                        : 239 kata
Dosen Pembimbing I                      : Wartani Henukh, M.Th
Dosen Pembimbing II                     : Riste Tioma Silaen, M.Th









KATA  PENGANTAR (Contoh)

                Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada TUHAN Pencipta Langit, Bumi dan segala isinya di dalam nama  Tuhan Yesus Kristus yang telah menolong, menyertai, memelihara, memberikan kekuatan, hikmat, kemampuan untuk berpikir, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. Skripsi ini merupakan pelengkap sesuai dengan kurikulum yang berlaku di Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta.
                Selesainya karya tulis ini atas bantuan, dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak yang sangat membantu penulis baik doa, tenaga, ide, kritik, koreksi, moril, dana, dan sebagainya.     Dalam kesempatan ini, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1.        Ayahanda Louis Aspar dan ibunda Awae M. Ruben. Kakak Godsendelbri dan keponakan tercinta Grace Eirene, yang dipakai oleh Tuhan untuk membimbing penulis mengisi hari-hari serta yang telah bersusah payah membesarkan penulis dengan penuh cinta, kasih sayang, senantiasa berdoa, memberikan nasihat, dorongan dan dana.
2.        Dr. Matheus Mangentang, ketua Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) yang telah mendidik dan menolong selama studi.
3.        Wartani Henukh, M.Th, sebagai dosen pembimbing I, bersama dengan Riste Tioma Silaen, M.Th. sebagai pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dengan penuh sukacita dan bertanggung jawab saat membaca, mengoreksi, memberikan ide-ide yang baik dan mendukung dalam doa.
4.        Bapa dan ibu Dosen/Staf yang rela mengajar dan mendidik, menasehati serta mendukung dalam doa di Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta.
5.        Teman-teman tercinta angkatan 1999 yang selalu mendukung dalam doa, tenaga, dan bersedia memberikan ide-ide, khususnya Tesalonika, Andike, Anggraini, Tanti, Ela, Eva, Nopi, Yulia, Ferry dan Sarchy.
6.        Civitas Akademika SETIA yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan doa.
                Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, dan ide yang membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
       Kiranya Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber berkat memberkati semua pihak yang telah membantu penulis.

                                                                                                                Jakarta,  April 2004
                                                                                                                           Penulis






DAFTAR ISI (Contoh)


   LEMBARAN JUDUL.................................................................................................................          i
   LEMBARAN PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN.................................................................         ii
   LEMBARAN PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................................................        iii
   LEMBARAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING....................................................................        iv
   LEMBARAN PERNYATAAN......................................................................................................         v
   ABSTRAKSI............................................................................................................................        vi
   KATA PENGANTAR.................................................................................................................       vii
   DAFTAR ISI............................................................................................................................      viii


BAB  I      PENDAHULUAN.......................................................................................................          1

A.        Latar Belakang Masalah................................................................................          1
B.        Rumusan Masalah.......................................................................................          5
C.        Tujuan Penelitian.........................................................................................          6
D.        Pentingnya Penelitian..................................................................................          6
E.         Hipotesis.....................................................................................................          6
F.         Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................          7
G.       Metode Penelitian.......................................................................................          7
H.        Definisi Istilah..............................................................................................          7
I.          Sistematika Penulisan..................................................................................        19

.....
          BAB II       PROBLEMATIKA TEOLOGIS TENTANG SEJARAH PENYATAAN
                             DIRI  ALLAH................................................................................................................        10

A.        Hakikat Sejarah Penyataan Diri Allah Dalam Otoritas Alkitab..........................        10
1.    Allah Menyatakan Diri Melalui Penciptaan Kepada Adam dan Hawa. ......          14
2.    Allah Menyatakan Diri Kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.......................        17
B.        Penyataan Diri Allah Kepada Israel dan Para Nabi..........................................        19
1.    Nabi Musa..............................................................................................        21
2.    Nabi Yesaya............................................................................................        23
C.      Sejarah Penyataan Diri Allah Dalam Perjanjian Baru......................................        25
1.    Keempat Kitab Injil..................................................................................        27
2.    Rasul Paulus............................................................................................        28
D.      Allah Menyatakan Diri Kepada Rasul Yohanes...............................................        30
E.       Pandangan Gnostik Tentang Alkitab Sebagai Penyataan Allah.......................        32
F.       Sejarah Penyataan Diri Allah Menurut Paham Liberal....................................        34
1.    Imanuel Kant (1724-1804)........................................................................        36
2.    Friedrich Schleiermacher (1768-1834)......................................................        38
G.     Penyataan Diri Allah Menurut Paham Neo Ortodoks.....................................        40
1.    Karl Barth (1886-1968).............................................................................        41
2.    Rudolf Bultmann (1884-1976)..................................................................        43
 
 BAB III  ........ DISKUSI TEOLOGIS TENTANG SEJARAH PENYATAAN  DIRI
                            ALLAH    MENEGUHKAN  OTORITAS ALKITAB.......................................................        46

A.        Gereja Mula-mula (26-150) Mengakui Penyataan Diri Allah...........................        46
B.        Bibliologi Para Apostolik Mengakui Otoritas Alkitab.......................................        49
C.        Otoritas Alkitab Berdasarkan Kanonisasi.......................................................        51
1.    Kanon dan Pembagian Kitab Perjanjian Lama...............................................        53
2.    Kanon dan Pembagian Kitab Perjanjian Lama...............................................         55
D.        Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Adalah Firman Allah................................        58
1.    Teks Alkitab Diinspirasikan Allah...................................................................         59
2.    Penyataan Diri Allah Bersifat Progresif..........................................................        61
2.1.    Polikarpus mengakui Allah yang menyatakan diriNya (69-156)........... .      62
2.2.    Logos Dalam Alkitab Menurut Yustinus Martyr (100-165)....................       64
2.3.    Ekonomi Keselamatan Dalam Teologi Irenius (130-202)...................... .      67
3.    PL dan PB, Taurat dan Injil  yang Paradoks....................................................        70
E.         Otoritas Alkitab Menurut Para Reformator (Abad XI-XVI)................................. ..      73
1.    Martin Luther (1483-1546)............................................................................        76
2.    Ulrich Zwingli  (1509-1564)....................................................................... .      77
3.    Yohanes Calvin (1509-1564)..........................................................................         78
F.         Alkitab Sebagai Penyataan Allah Sudah Cukup dan Berotoritas......................        79
1.    Penyataan Diri Allah dan Otoritas Perjanjian Lama....................................        80
2.    Penyataan Diri Allah dan Otoritas Perjanjian Baru.....................................        81
3.    Perjanjian Baru Meneguhkan Otoritas Perjanjian Lama............................        85
G.       Alkitab Adalah Penyataan Diri Allah Yang Berotoritas.....................................        88
   

BAB  IV    IMPLIKASI BAGI ORANG PERCAYA...........................................................................        91

A.        Penyataan Diri Allah Sebagai Norma Dalam Berteologi..................................        91
B.        Otoritas Alkitab Sebagai Sumber Pengenalan Allah yang Benar......................        93
C.        Penyataan Diri Allah Dalam Alkitab Sebagai Sumber Teologi..........................        95
D.        Dalam Pengharapan Menyaksikan Allah yang Menyatakan DiriNya................        96


BAB   V     KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................        99

A.        Kesimpulan.................................................................................................        99
B.        Saran...........................................................................................................    102


DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................    103


BIODATA...............................................................................................................................    111











PROPOSAL SKRIPSI (Contoh)

PENDAHULUAN
Dalam (melalui) proposal (bab) ini penulis membahas secara berturut-turut: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, pentingnya penulisan, hipotesis, ruang lingkup penelitian, metode penelitian dan penulisan, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

A.        Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah Tuhan bagi yang sudah berumah tangga, karena anak merupakan pemberian Allah yang berharga. Sebab itu penting bagi orangtua untuk mengajarkan dan mendidik anak secara spiritual sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pemberitaan Injil yang diperintahkan oleh Tuhan tidak hanya kepada orang dewasa saja tetapi juga kepada anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak adalah makluk ciptaan Tuhan yang sama seperti orang dewasa. Ironisnya anggaan bahwa anak-anak masih polos dan belum cukup umur untuk mengerti tentang keselamatan masih sering didengar, seperti yang dipaparkan oleh Daniel H. Smith, ‘kita sering menyebabkan anak-anak untuk menunggu selama bertahun-tahun sebelum kita menuntun mereka ke langkah-langkah pertumbuhan rohani selanjutnya.[29]
Tidak sedikit juga dari orang tua yang mengabaikan perintah Tuhan untuk memberitakan Injil atau kabar keselamatan kepada anak, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman orang tua tentang keselamatan. Pemahaman yang yang dangkal dari orang tua tentang keselamatan membuat orang tua mengabaikan pentingnya meyampaikan berita Injil kepada anak tertutama pada usia dini. Padahal  usia dini adalah usia yang tepat untuk menyampaikan berita keselamatan, seperti yang dipaparkan oleh Beverly Lahaye, hanya sedikit sekali orangtua yang menyadari betapa besarnya arti ajaran mereka atau kelalaian mereka dalam delapan tahun pertama dari kehidupan anak-anak mereka.[30]
                Anak-anak juga sering bertanya tentang segala sesuatu karena rasa ingin tahunya yang cukup besar. Sebagai orang tua, pasti sering kali mendengar pertanyaan anak disekitar apa, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan ini membutuhkan jawaban. Akan tetapi jika orangtua kurang memahami tentang pertanyaan anak maka akan diabaikan. Demikian juga pertanyaan seputar Injil Kristus, bila orang tua sendiri tidak memahami akan Injil tentu membuatnya tidak dapat menjawab dengan  jelas dan tepat sesuai dengan pertanyaan anak. David R. Veerman memaparkan dalam bukunya yang berjudul 101 Pertanyaan anak-anak mengenai Allah,

               Tanpa sengaja kita dapat menghalangi anak-anak dengan mengabaikan pertanyaan-pertanyaan mereka, tidak memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan mereka, atau tidak menanggapi pertanyaan mereka dengan serius. Kita juga dapat menghalangi anak-anak dengan contoh perilaku kita menjalani hidup seolah-olah iman kepada Kristus tentang menghasilkan perbedaan perilaku.[31]
              
                Dari pertanyaan di atas dapat diperhatikan bahwa perilaku orang tua yang tidak menunjukkan imannya kepada Kristus dapat mempengaruhi iman anak kepada Kristus. Hal ini juga membuat pemberitaan Injil terhalang. Memberitakan Injil kepada anak-anak tidak hanya melalui kata-kata, tetapi yang lebih utama adalah perilaku orang tua yang menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Firman ini dapat diterapkan melalui sikap, perkataan, dan perbuatan adalah bukti nyata dalam memberitakan Injil bagi anak. Namun sayangnya seringkali orang tua mengabaikan hal ini, bukan hanya dalam pemberitaan Injil tetapi juga waktu untuk bersama dengan anak pun diabaikan. Padahal waktu orang tua di rumah jauh lebih banyak dari pada orang dewasa lainnya. Norman Wright dan Gary J. Oliver juga memaparkan,
Kebanyakan di antara kita kebanyakan sibuk bekerja, tenggelam dalam kekhawatiran atas masalah kita sendiri, pernikahan, dan hubungan keluarga serta kesehatan dan keuangan. Jadi sejauh anak-anak tidak menimbulkan masalah besar, kita menganggap segala-galanya baik-baik saja. Ketika usia mereka semakin bertambah, kita pun semakin mudah mengurangi waktu untuk menemani, mendengarkan, dan memahami mereka.[32]
                Dari pernyataan di atas dapat diperhatikan bahwa terkadang sikap orang tualah yang membuat anak-anak jauh dari orang tua serta pengertian yang baik akan Injil.
Bukan hanya orang tua di rumah saja yang bertanggung jawab akan pengenalan anak kepada Injil tetapi juga orang dewasa yang ada di sekitarnya. Tuhan Yesus berkata dalam Injil Markus 10:14 “…Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalng-halangi mereka…” Dari ungkapan ini dapat dipastikan bahwa setiap orang dewasa bertanggungjawab dalam pendidikan rohani anak terutama orang-orang yang berada dalam Gereja atau pun berkecimpung dalam hal kerohanian. Tetapi dalam kenyataannya terkadang Gereja juga mengabaikannya, seperti yang dipaparkan oleh Sam Doherty,
Sayang dalam banyak Gereja Injili kita (khususnya di Eropa) ada falsafah tentang pelayanan anak-anak yang mempunyai tiga sasaran utama: (a) Untuk mengajarkan Alkitab dan Injil kepada anak-anak kecil yang lebih besar. Dengan begitu Anda menabur benih namun musim menuai tidak diharapkan hingga mereka menjadi remaja. (b) Untuk menginjili remaja. Respons mereka diharapkan dan didoakan jika mereka berumur 15, 16, dan 17 tahun. Respons mereka didasarkan pada apa yang mereka pelajari dari sejak mereka anak-anak. (c) Untuk menggabungkan anak-anak remaja yang sudah diselamatkan ke dalam Gereja setempat. Akibat falsafah ini mencakup dua hal: (1) Anak-anak, terutama anak-anak kecil tidak diinjili. (2) Anak-anak remaja yang sering menentang Injil.[33]

Pendapat di atas menyadari bahwa secara tidak langsung Gereja mulai menetapkan umur lebih muda untuk pertobatan kira-kira 12,13, atau 14 tahun. Padahal iman untuk mengenal dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat bukan hanya datang begitu saja tetapi juga dari pendengaran dan pengenalan akan firman Tuhan (Roma 10:17). Dengan demikian jelas bahwa anak-anak bisa mengenal firman Tuhan dari orang lain, tidak dijelaskan bahwa iman kepada Kristus hanya bagi pendengar yang sudah dewasa saja.
Gereja sebagai salah satu tempat bagi anak untuk mengenal Injil dapat menjadi pembimbing yang baik melalui Pendeta atau pun guru sekolah Minggu yang ada. Peran guru sekolah Minggu sangat diharapkan untuk bisa menjadi pemberita Injil bagi anak. Karena seorang guru adalah seorang pendidik bagi anak untuk mengenal ilmu. Sayangnya sebagai seorang nara didik ada banyak guru sekolah Minggu yang kurang memperhatikan jiwa-jiwa kecil ini. Hal ini dapat diperhatikan dari kurangnya persiapan guru dalam mengajar dan kurangnya pengetahuan guru sekolah Minggu, seperti yang dipaparkan oleh Suhento Liauw:
Seorang guru sekolah Minggu yang kurang berpengetahuan umum, karena kurang berminat membaca, akan kurang dapat menunjang bidang pelajaran yang akan diajarkan. Selain berpengetahuan umum, ia harus membekali diri dengan sebanyak mungkin pengetahuan Alkitab, kebenaran akan Allah, dan segala penerapannya karena hal-hal inilah yang akan diajarkan.[34]

Mengajarkan anak tentang kebenaran, terutama tentang kebenaran akan keselamatan telah diperintahkan oleh TUHAN kepada orang tua sejak semula. Hal ini tertulis dalam Ulangan 6:4-9 “Dengarkanlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.  Dalam Ulangan 31:12 juga dituliskan “Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarkannya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini.” Jelas bahwa dituliskan bahwa anak-anak juga perlu diajarkan untuk takut akan Tuhan.
Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa anak juga manusia yang berdosa dan membutuhkan Juruselamat. Pemazmur pun mengakui hal ini seperti yang tertulis dalam Mazmur 51:7 “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Rasul Paulus pun dalam Roma 3:23, juga menjelaskan lebih dalam tentang kejatuhan manusia dalam dosa “Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Jadi tidak ada seorangpun yang lepas dari dosa termasuk anak-anak.
Disinilah peran orang tua, guru sekolah Minggu, maupun para pemimpin rohani dalam Gereja untuk memberitahukan kepada anak siapakah Juruselamat sesungguhnya yang dapat menolong dan membebaskannya dari dosa dan kesalahan. Langkah selanjutnya setelah anak mengenal siapa Juruselamat adalah menuntun anak untuk menerimaNya. Pengenalan dan penerimaan anak kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi sangat penting, karena itu orang dewasa perlu memperhatikan pertumbuhan rohani anak dengan baik.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis memilih judul Pemberitaan Injil Bagi Anak. Anak pada umumnya selalu ingin tahu, penuh perhatian, serta penuh kepercayaan, sehingga sangatlah tepat bila berita Injil itu disampaikan supaya anak memiliki keyakinan yang kokoh tentang hidupnya yang akan datang, dan yang pasti anak yakin siapa Juruselamatnya. Memperhatikan hal ini timbul pertanyaan dan pemikiran dari penulis untuk mencari solusi yang tepat, bagaimana supaya anak dapat mengenal dan menerima Juruselamat yang sesungguhnya terutama dari Alkitab.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penulisan di atas, maka penulis memberikan rumusan masalah skripsi ini, sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah gambaran umum pemberita Injil dan karakter anak ?
2.      Mengapa pemberitaan Injil itu perlu disampaikan kepada anak ?
3.      Apa implikasinya bagi orang tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin rohani dalam Gereja ?

C.        Tujuan Penulisan
Skripsi ini ditulis dengan tujuan:
1.      Menjelaskan gambaran umum pemberita Injil dan karakter anak.
2.      Menjelaskan mengapa pemberitaan Injil itu perlu disampaikan kepada anak-anak.
3.      Menjelaskan implikasinya bagi orang tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin rohani dalam Gereja.

D.       Pentingnya Penulisan
Penulisan skripsi ini penting karena:
1.          Memberikan kontribusi bagi pengembangan disiplin ilmu khususnya teologi paktika dan missiologi.
2.          Memberikan kontribusi kepada orang tua, guru sekolah Minggu, dan para pemimpin rohani dalam Gereja untuk mengarahkan anak untuk mengerti pentingnya menerima keselamatan dari Kristus.
3.          Memperlengkapi penulis dalam pelayanan.

E.        Hipotesis
Jika pemberitaan Injil keselamatan bagi anak menurut Alkitab itu sangat penting, maka  diharuskan bagi orang tua, guru Sekolah Minggu maupun para pemimpin rohani dalam Gereja untuk memberitakan Injil keselamatan kepada anak-anak sehingga mengenal dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.

F.        Ruang Lingkup Penulisan
Dalam skripsi ini penulis membahas tentang pentingnya pemberitaan Injil bagi anak yang disampaikan oleh orang tua, guru sekolah Minggu, ataupun  para pemimpin rohani dalam Gereja. penulisan ini lebih difokuskan kepada anak karena pengenalan akan firman sejak usia dini itu sangat penting, karena pada umumnya anak dapat mengerti dengan baik melalui apa yang didengarnya.

G.       Metode Penulisan dan Penelitian
Metode penelitian yang penulis pakai adalah metode penelitian literature (penelitian kepustakaan/ library research) di mana penulis mengadakan studi terhadap literature yang ada dan menganalisis data secara sistematis.[35]  Sedangkan metode penulisan yang dipakai adalah metode deskriptif analisis. Dikatakan deskriptif karena akan melaporkan suatu objek atau keadaan apa adanya.

H.       Definisi Istilah
Skripsi ini berjudul “PEMBERITAAN INJIL BAGI ANAK (Studi Missiologi)”. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini I, kata ‘pemberitaan’ berarti pengumuman secara terbuka untuk umum tentang karya penyelamatan Allah dalam dan dengan perantaraan Kristus.[36] Sedangkan kata ‘Injil’ berarti kabar baik bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah memenuhi janji-Nya kepada Israel, dan bahwa suatu jalan keselamatan telah dibuka bagi semua orang.[37] Dan kata anak menurut KBBI adalah manusia yang kecil.[38] Jadi pemberitaan Injil di sini adalah cara untuk menyampaikan atau mengumumkan tentang karya penyelamatan Allah bagi umat-Nya di dalam Yesus Kristus termasuk juga kepada anak-anak.

I.          Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB        I               Pendahuluan
BAB        II             Gambaran Umum Pemberita Injil dan Karakter Anak
BAB        III            Pemberitaan Injil Bagi Anak
BAB        IV            Implikasinya Bagi Orang Percaya
BAB        V             Kesimpulan dan Saran



[1] Judul adalah ungkapan tersingkat dari muatan skripsi. Judul skripsi tidak boleh terlalu panjang atau terlalu pendek, terlalu luas atau terlalu sempit. Judul harus dalam kalimat peryataan atau statement yang relevan, konsepnya utuh dan lengkap. Kata-kata yang digunakan lugas, tepat dan bersifat netral (tidak boleh puitis, provokatif dan bombastik). Judul harus tersusun secara logis dengan menempatkan istilah atau kata-kata pada komposisi yang benar.
[2] Contoh lihat di lampiran I, hal.12
[3] Contoh lihat di lampiran II, hal.13-16
[4]Ibid, hal.18
[5] Ucapan terima kasih tidak perlu berlebihan kepada sederetan nama yang faktanya tidak semuanya memberikan jasa yang riil. Penggunaan kalimat yang wajar dan tidak dibenarkan memasukkan ungkapan merendahkan diri disertai permohonan maaf karena skripsi kurang sempurna dan sebagainya. Skripsi adalah tugas akademik yang wajib dikerjakan dengan baik tanpa dalil permohonan maaf apapun karena nilai skripsi ditentukan oleh kesungguhan melaksanakannya yang akan nilai dengan angka atau bobot. Jika nilai baik dinyatakan lulus, jika tidak dinyatakan tidak lulus.
[6]Op.cit., Lampiran II, hal.18
[7]Latar belakang masalah menjelaskan apa yang menjadi inti masalah dan mengapa hal itu menjadi masalah; untuk hal tersebut butuh dukungan fakta atau gagasan secara ringkas.
[8]Rumusan masalah berupa pertanyaan problematis dan substansial yang akan diselidiki dalam keseluruhan studi penelitian.
[9]Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah yang dirumuskan dengan spesifik, konkrit berdasarkan kejelasan masalah dan peryataan dengan kata kerja yang  tepat seperti: ‘menjelaskan, membandingkan, menguraikan, memaparkan, dsbnya’.
[10]Pentingnya penelitian adalah menjelaskan makna dan kontribusi yang diharapkan dari hasil studi bagi pengembangan ilmu teologi, bagi gereja, bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
[11]Hipotesis merupakan pernyataan keyakinan dan bersifat sementara namun menjadi pengarah dari keseluruhan penelitian. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk tesis (tesa) seperti: “jika .... maka ....”yang menghubungan variabel. Atau rumusan lain “diduga ada korelasi yang signifikan antara ... dengan ....” atau “diduga ada pengaruh ... terhadap....”. hipotesis  tidak  perlu mencantumkan kutipan pendapat para ahli tentang arti atau definisi hipotesis.
[12]Ruang lingkup untuk menjelaskan batasan dari penelitian (skopa) supaya tidak terlalu luas dan tidak pula terlalu sempit cakupan penelitiannya.
[13]Metoda dan prosedur penelitian sebagai penjelasan akan metoda yang digunakan, apakah deskriptif (literatur, survei, etnografis, studi kasus), historis (data masa lalu, seperti dalam sejarah teologi atau dogma dan sejarah gereja), dan korelasional (melihat relasi dari beberapa varibel). Mahasiswa harus mengerti mengapa ia memilih suatu metoda, dan bagaimana mengoperasionalkan metoda yang dipilih. Operasionalisasi metoda dinamakan teknik atau prosedur atau langkah penelitian: pengumpulan data, penetapan sampel, perumusan instrumen dan penganalisaan data.
[14]Definsi istilah – menjelaskan istilah judul dan istilah yang muncul pada tulisan (laporan hasil studi), supaya tidak menimbulkan penafsiran yang keliru.
[15]Sistematika penulisan – bagaimana laporan penelitian akan diungkapkan.
[16]Aplikasi – sudah mendapat satu solusi atau pendapat atau penemuan, maka hasil ini digunakan kepada sesuatu di lain tempat . Implikasi – belum sampai ke taraf penggunaan, hanya baru taraf kesimpulan menggali dari hasil penemuan dan merumuskan kembali menjadi sesuatu alat  yang ciri-cirinya menunjukkan bahwa alat ini adalah hasil penemuan dari penelitian yang didapat.
[17]Daftar pustaka adalah suatu daftar yang terinci dan sistematis menurut abjad semua karya ilmiah yang digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung (buku, artikel dari majalah atau surat kabar, jurnal, buletin, terbitan berkala, hasil penelitian dsbnya) yang telah ditelaah untuk menyusun skripsi yang bersangkutan, contoh lihat lampiran ... hal...
[18]Lampiran berupa formulir, surat keterangan, daftar pertanyaan, daftar angket, hasil uji statistik, contoh-contoh peraturan, akte perjanjian, anggaran rumah tangga dsbnya. Lampiran bisanya ditandai dengan dengan angka Romawi seperti: Lampiran I, lampiran II dstnya.
[19]Jika terdapat banyak istilah asing atau bahasa daerah, maka perlu disusun indeks istilah. Jika banyak pengarang yang karyanya dikutip, perlu dibuat indeks pengarang dsbnya. Semua jenis indeks itu disusun secara alfabetis agar mudah dicari.
[20]Untuk surat dari tempat penelitian dan curriculum vitae (riwayat hidup) dilaporkan di halaman terakhir skripsi.
[21]Pada bidang studi secular lainya biasa minimal 40 halaman, tergantung ketentuan dari pihak akademik perguruan tinggi masing-masing.
[22]Catatan kaki sebagai catatan tambahan untuk memberikan penjelasan.
[23]Nama pengarang diketik sesuai dengan yang terdapat pada sampul buku (tanpa mencantumkan gelar). Jika ditulis dua atau  tiga orang,semua nama dicantumkan tetapi jika lebih dari tiga, cukup tulis nama pengarang pertama diikuti kata et al atau dkk (dengan kawan-kawan).
[24]Judul buku harus ditulis lengkap sesuai aslinya dan diberi garis bawah. Nama pengarang disekat tanda koma dan diikuti judul buku dengan setiap permulaan kata yang bukan kata penghubung diberi huruf kapital. Seluruh judul karangan tidak perlu ditutup dengan tanda baca apapun kecuali diikuti oleh tanda buka kurung.
[25]Data penerbit ditulis diantara tanda dalam kurung ( )yang terdiri: kota tempat diterbitkan, diikuti oleh titik dua (:), nama penerbit, tanda koma (,), tahun penerbit, disusul tutup kurung dan dibelakang tutup kurung dibubuhi tanda koma dan kemudian nomer halaman (untuk bahasa asing gunakan singkatan p sedangkan singkatan Indonesia cukup dengan hlm.
[26] Louis Berkhof, Teologi Sistimatika ‘Doktrin Allah’ (Surabaya: LRII, 1993), hlm. 197 
[27] Ibit., hlm. 29-30
[28] Toni Evans, Teologi Allah ‘Allah Kita Maha Agung’ (Malang: Gandum Mas, 1999), hlm. 40
[29]Daniel H. Smith, Bawalah Anak-anak Kepada Yesus (Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1999), hal. 19. 
[30]Beverly Lahaye, Membina Temperamen Anak (Bandung: Kalam Hidup, 1994), hal. 10.
[31]David R. Veerman , dkk, 101 Pertanyaan Anak-anak Mengenai Allah (Jakarta: Bina Comunio, 1999), hal iii.
[32]Norman Wright & Gary J. Oliver, Raising Kids To Love Jesus 1 (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2003), hal. 11.
[33]Sam Doherty, 100 Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Penginjilan Kepada Anak-anak (Jakarta: Lembaga Penginjilan Anak, 2000), hal. 20-21.
[34] Suhento Liauw, Guru Sekolah Minggu Super (Jakarta: Graphe, 2001), hal. 10.
[35]Mohammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Gramedia, 1998), hal. 111-112.
[36]Tim Penyusun, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/ OMF, 1998), hal. 182.
[37]Ibid, 435.
[38]Tim Penyusun,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hal. 123.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STAK AGJ membuka pendaftaran Mahasiswa Baru tahun akademik 2022/2023

STAK AGJ membuka pendaftaran Mahasiswa Baru 2022/2023: Daftar Online: https://bit.ly/PPMB_STAKAGJ2022 Daftar Offline : Jl. Jl. Youmakhe - Pa...